Daerah

Kiai Malik: Budaya Keagamaan Yaman Sama dengan Budaya Madura

Sabtu, 19 Mei 2018 | 14:00 WIB

Pamekasan, NU Online
Budaya keagamaan di Madura Jawa Timur yang lekat dengan tradisi Nahdlatul Ulama, tidak jauh berbeda dengan di Thamrin, Yaman. Karenanya, sangat naif manakala ada yang menyatakan itu bid'ah, menyimpang dari ajaran asli Islam.

Demikian ditegaskan ulama Madura, KH Abd Malik Hasan, saat menjadi penceramah dalam haul seribu hari meninggalnya H Habibah di Desa Bicorong, Pakong, Pamekasan, Jumat (18/5) sore.

"Seperti tahlilan, yasinan, manakiban, dan haul orang meninggal di Madura sama persis dengan di Thamrin yang merupakan daerah para ulama," terang Kiai Malik.

Karena itu, Kiai Malik mengimbau kepada umat Islam, khususnya nahdliyin, untuk merawat tradisi ulama salafus shaleh itu. 

"Dalam sebuah hadits yang cukup panjang terkait pembagian golongan, hanya ada satu golongan yang selamat. Yaitu, mereka yang mengikuti Rasulullah beserta sahabat-sahabatnya," tegas Kiai Malik.

Dalam kesempatan itu, Kiai Malik juga mengimbau agar di bulan Ramadhan ini umat Islam beribadah tanpa mengenyampingkan kearifan lokal. Karena perbuatan baik menjadi buruk manakala kearifan lokal diabaikan.

"Misalnya tadarus pakai pengeras suara itu harus berhenti sebelum pukul 10 malam, karena jika dilanjutkan bakal lebih banyak mudlaratnya," tegas Kiai Malik.

Karena pada pukul 10 malam ke atas, banyak orang istirahat. Untuk itu, tadarus bisa dilanjutkan tanpa pengeras suara.

"Belum lagi ada bayi di sekitar tempat tadarus yang pakai pengeras suara, orang sakit, dan termasuk hewan-hewan juga mau istirahat," tekannya. (Hairul Anam/Ibnu Nawawi)


Terkait