Daerah

Lembaga Dakwah NU Rumuskan Problematika dan Peta Dakwah di Sulawesi Barat

Kamis, 10 Juni 2021 | 12:00 WIB

Lembaga Dakwah NU Rumuskan Problematika dan Peta Dakwah di Sulawesi Barat

Ilustrasi dakwah

Mamuju, NU Online
Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Sulawesi Barat menggelar rapat kerja (Raker) untuk merumuskan problematika dan menyusun peta dakwah di daerah tersebut. Dalam Raker yang digelar di Café Pua Kaco Jl RE Martadinata Simboro, Mamuju pada Rabu (9/6) ini, terungkap sejumlah problematika dakwah dari para peserta yang hadir.

 

Di antaranya diungkapkan salah satu pengurus LDNU KH Syamsumarlin yang mengatakan bahwa untuk konteks Sulawesi Barat, khususnya di Mamuju sebagai sentral Ibukota provinsi, sudah sangat mendesak untuk menghadirkan peta medan dakwah secara terinci.

 

“Kita sudah harus tahu di mana wilayah yang memang membutuhkan penanganan khusus. Atau kemungkinan lain misalnya ada wilayah yang kita pandang perlu untuk mendapatkan pencerahan dari sisi wawasan kebangsaan, dan lain sebagainya,” ungkapnya.

 

Di saat yang sama lanjutnya, para muballigh yang berlatar belakang Nahdliyin juga semakin ditantang untuk benar-benar fokus pada agenda dakwah.

 

Hal senada diungkapkan oleh Ustadz Sahlan yang mengungkapkan bahwa dengan kondisi medan dakwah yang sedemikian kompleks, menuntut agar para Da’i NU benar-benar menunjukkan kompetensinya.

 

“Tak terkecuali di dalamnya adalah dengan terus merawat dan menjaga kepercayaan umat sembari terus istiqamah menjalankan praktik-praktik mengedepankan adab dalam segala lini kehidupan dakwah,” ucapnya.

 

Hal tak kalah pentingnya lanjutnya adalah dengan terus menjaga tradisi keilmuan sebagai alat untuk menjaga wawasan keilmuan. Tanpa ilmu yang memadai dalam hal berdakwah, sulit kiranya memberikan asupan pencerahan rohani di tengah-tengah umat.

 

“Selain kita bicara soal pengembangan wawasan keilmuan, jangan lupa di NU itu kita diajarkan untuk tetap menjaga karakter, menjaga sikap, punya pendirian yang kuat. Maka saya harap kita semua para Muballigh dan Da’i perlu untuk tetap memperhatikan hal-hal tersebut,” ungkap peserta lainnya, KH Yading Syarif.

 

Untuk itu, ke depan, Posisi LDNU Sulawesi Barat, hendaknya benar-benar mampu berkontribusi terhadap upaya membangun peradaban melalui penguatan kelembagaan, menyatukan visi serta terus berada dalam komitmen menjaga asas-asas kepatutan sebagai seorang pelaku dakwah.

 

“Secara konkrit, umat ini menuntut kita para dai agar memiliki spesifikasi dalam menyajikan materi dakwah. Dan saya kira LDNU punya peran strategis untuk hal yang seperti ini,” ungkap peserta lain, Juraeri Tahir.

 

Sementara itu, ketua LDNU Sulawesi Barat, Nur Salim Ismail mengemukakan, ke depan, konsolidasi intern para dai NU perlu untuk semakin diintensifkan. 

 

“Maka melalui pertemuan perdana secara formil ini, kami berharap agar dalam waktu yang tidak lama, kita sudah membentuk LDNU di tingkat Kabupaten. Setelah ini, kami akan sampaikan laporan kepada Pengurus Wilayah Tanfidziyah serta Rais Syuriah, Insyaallah,” jelasnya pada NU Online

 

Editor: Muhammad Faizin