Tegal, NU Online
Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah Rosikhin mengharapkan, pasca lulus dari Diklatsar Barisan Ansor Serbanguna (Banser), para pemuda Ansor NU harus berubah sikap, pola pikir, serta berubah tingkah lakunya.
Hal itu disampaikan Rosikhin saat memberi materi Aswaja pada Diklatsar Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Satkoryon Kecamatan Jatinegara, Tegal, Ahad (24/12) di Desa Sumbarang, Kecamatan Jatinegara.
Menurutnya, jika sebelum mengikuti Diklatsar Banser, sikap mereka acuh dan tidak perduli terhadap nasib dan perkembangan NU dan badan otonomnya.
"Maka, setelah lulus, Banser muda ini harus lebih peduli. Pola pikir juga harus berubah agar lebih mengutamakan kepentingan umat dibanding kepentingan pribadi," tegas Rosikhin.
Ketua Pimpinan Anak Cabang GP Ansor Kecamatan Jatinegara, Abdul Aziz menegaskan, Diklatsar Banser merupakan jenjang Pendidikan paling awal dan wajib diikuti oleh pada calon Anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU.
"Setelah lulus dari semua proses Diklatsar ini, mereka selanjutnya akan dibaiat. Baru setelah itu mereka resmi sebagai anggota Banser," tegasnya
Sementara itu, Kasatkoryon Banser Jatinegara, Tegal Nurohman selaku panitia Diklatsar menjelaskan, Diklatsar Banser Satkoryon Jatinegara, Tegal diikuti 115 peserta. Kegiatan berlangsung selama tiga hari, Jumat-Ahad, 22-24 Desember 2017 di Desa Sumbarang Kecamatan Jatinegara.
Dikatakan, para calon Banser diberikan materi dalam dua sesi yakni materi kelas dan Praktek. Dimana untuk materi kelas terdiri dari ke-NU-an, Ke-Ansor-an, Ke-Banser-an, Bela Negara, serta Kepemimpinan. Sedangkan materi Praktik meliputi PBB, Tata Upacara Banser, Teknik Pengamanan dan Lalu-lintas.
"Mereka kita gembleng agar menjadi Kader NU yang militan. Mereka juga kita persiapkan untuk menjadi pemimpin-pemimpin NU masa depan. Untuk instruktur berasal dari para Instruktur yang telah bersertifikat dari Diklat Suspelat serta dari TNI-Polri," pungkasnya. (Hasan/Fathoni)