Daerah

MA Ma’arif NU 5 Sekampung Ciptakan Generasi Qurani di Bulan Suci

Rabu, 23 Mei 2018 | 07:30 WIB

MA Ma’arif NU 5 Sekampung Ciptakan Generasi Qurani di Bulan Suci

Ilustrasi via Pixabay

Lampung Timur, NU Online
Generasi Qur’ani adalah generasi yang dekat dengan Al-Qur’an, bersahabat dengan Al-Qur’an, dan senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur’an. Inilah prinsip yang menjadi salah satu dasar dan harapan  MA Ma’arif NU 5 Sekampung, Lampung Timur untuk menumbuhkan rasa cinta para pelajarnya terhadap Al-Qur’an. Untuk merealisasikannya, madrasah ini melaksanakan kegiatan tahfidzul Qur’an bagi para siswa dan siswi selama bulan Ramadhan.

Kepala MA Ma’arif NU 5 Sekampung, Fitriyanto menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan program jangka panjang Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM) yang diadakan setiap setahun sekali yakni pada bulan suci Ramadhan.

“Ini adalah upaya membentuk kader-kader yang militan, kader-kader yang cinta dengan Al-Quran, dan kader-kader yang siap untuk meneruskan tongkat estafet para ulama,” ujar Fitriyanto.

Ia menambahkan bahwa titik tekan yang ingin ditanamkan kepada siswa adalah mengajarkan Al-Quran sejak dini serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ia mencontohkan para sahabat ketika mendapat ayat demi ayat dari Rasulullah langsung membaca berulang-ulang sampai hafal, dan setelah itu berusaha memahami, mempraktekkan, mengamalkan, dan setelah itu mengajarkannya.

“Semoga dengan adanya program ini seluruh siswa-siswi MA Ma’arif NU 5 Sekampung bukan hanya menjadi generasi yang mencintai Al-Quran, tetapi senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur’an, ayat demi ayat dibaca secara berulang-ulang sampai hafal, dan setelah hafal dipahami, mempraktekkan, mengamalkan, dan setelah itu mengajarkannya,” harapnya.

Sementara itu Pembina Ekstrakurikuler Tahfidzul Quran MA Ma’arif NU 5 Sekampung Ustadz A. Ikhwanuddin Al-Hafidz yang membuka acara tersebut mengajak seluruh siswa untuk meningkatkan rasa cinta kepada Al-Qur’an dengan selalu membaca dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.

Menumbuhkan rasa cinta  dapat dilakukan dengan menanamkan Al-Qur’an sejak kecil dengan menghafalnya.

“Ketika balita sudah bisa membaca dan hafal juz 30. Saat SD mulai menghafal 30 juz, dan setelah itu fokus menanamkan nilai-nilai keislaman dengan cara mencarikan guru yang bisa membimbing, karena belajar memerlukan guru sebagai tauladan. Seorang anak akan terdidik menjadi anak yang shaleh asal ada kemauan,” katanya.

Kegiatan tahfidz ini di bagi dalam dua tahap. Tahap pertama diadakan sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) selama 30 menit. Bagi para siswa penghafal Al Quran berada di depan kantor dengan dipandu langsung oleh pembina. Sementara yang lain berada dalam kelas dengan dipandu para dewan guru.

Tahap kedua adalah di luar KBM yang diperuntukkan bagi para siswa yang kurang lancar dalam membaca Al-Quran dan belum paham dengan ilmu tajwid. (Sarif BJ/Muhammad Faizin)


Terkait