Daerah

Ma'arif NU Kudus Sosialisasikan Peluang Pelajar

Rabu, 8 April 2015 | 20:01 WIB

Kudus, NU Online
Pasca Ujian Nasional (UN), para pelajar kelas XII MA/SMK seringkali mengalami kebingungan dalam menentukan pilihan antara kuliah dan bekerja. Mau kuliah masih harus memikirkan biaya, sementara ingin bekerja belum cukup bekal keterampilan.
 <>
Menjembatani permasalahan tersebut, Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Kudus bekerja sama dengan Badan Pelayanan, Penempatan dan PerlindunganTenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jawa Tengah akan mengadakan kegiatan bertajuk “Sosialisasi cerdas bagi pelajar” di sejumlah madrasah.
 
Sekretaris Ma'arif NU Kudus Slamet Rahardjo, sosialisasi ini akan dimulai 18-24 April 2015 di madrasah-madrasah yang ditunjuk. Pesertanya khusus pelajar kelas XII MA/SMK yang usai melaksanakan UN dengan fasilitator dari tim BP3TKI.
 
"Agendanya, memberikan informasi terkait peluang kerja dan wawasan pendidikan serta memotivasi pelajar supaya bisa menentukan pilihan. Setidaknya mereka bisa kuliah sambil bekerja atau sebaliknya," katanya kepada NU Online usai pertemuan dengan BP3TKI Jawa Tengah di Kantor Ma'arif Kudus, Selasa (7/4).
 
Ia menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia dengan mendorong siswa kelas XII mampu meraih masa depan sesuai impiannya. "Melalui sosialisasi ini, pasca UN nanti anak tidak akan bingung karena sudah mendapatkan informasi sekaligus solusi," jelas Slamet.

Sementara kepala BP3TKI Jawa Tengah AB.Rahman mengatakan kegiatan ini sebagai upaya sosialisasi program penempatan TKI ke luar negeri dalam rangka mencerdaskan umat dan menawarkan pekerjaan lebih baik. BP3TKI membuka kesempatan bagi pelajar supaya bisa bekerja serta bisa melanjutkan pendidikan ke perguruaan tinggi.
 
"Di samping menawarkan peluang juga mendorong pelajar memperoleh pendidikan tinggi yang lebih baik. Karena kita akan mengemas dengan Universitas Terbuka (UT)," ujarnya.

Dalam hitungannya, jelas AB. Rahman, bekerja di luar negeri masih cukup untuk biaya hidup sekaligus membiayai kuliah dibanding dalam negeri. "Kalau bekerja di sini, di dalam negeri agak repot ongkosnya, masih belum cukup buat kuliah," tandasnya.
 
Ia menyatakan pihaknya memfasilitasi program sosialisasi di Kudus ini sebanyak 2.500 siswa kelas XII. "Kita hanya fasilitasi sosialisasinya, sedangkan pemberangkatan ke luar negeri nantinya lewat swasta." imbuhnya. (Qomarul Adib/Abdullah Alawi)


Terkait