Daerah

Majalah Pilar IPNU-IPPNU Kudus Kupas Dilematika Berorganisasi

Kamis, 9 April 2015 | 02:10 WIB

Kudus,NU Online
Setelah ditunggu lama, Majalah Pilar Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU)/ Ikatan Pelajar Putri Nahdhatul Ulama (IPPNU) Kudus, Jawa Tengah akhirnya terbit awal April lalu. Pada edisi 5 Maret 2015 ini, Majalah Pilar mengupas dilematika aktivis antara berorganisasi atau akademik.
<>
Pimpinan Umum Majalah Pilar, Muhammad Tausiul Ilma mengatakan, majalah ini merupakan proagram IPNU-IPPNU Kudus untuk mencetak kader-kader yang memiliki kemampuan menulis karya jurnalistik. Selain itu, guna mendorong pelajar agar aktif menuangkan hasil karyanya.

"Pilar memberi ruang ekspresi dan gagasan para pelajar NU menuangkan dalam bentuk tulisan karya," ujarnya di Kantor NU Kudus, Rabu (8/4).

Ilma menjelaskan tema edisi kali ini sengaja mengangkat permasalahan yang dihadapi pelajar dan anggota IPNU-IPPNU terkait pilihan menjadi aktivis atau kah mementingkan studi belajar (akademik).

"Makanya majalah Pilar edisi ini mengangkat laporan utama akademik kontra organisasi menang mana? Dengan begitu,  pelajar NU tidak gamang setelah membaca ulasan ini dan semakin tambah mantab berorganisasi," tuturnya.

Untuk penerbitan kali ini, jelas Ilma, pihaknya mencetak 1.000 eksemplar yang kemudian mendistribusikan kepada anggota, alumni, tokoh maupun pelajar se-Kudus. "Majalah ini tidak diperjualbelikan tetapi dibagikan secara gratis kepada anggota dan pelajar di lingkungan sekolah atau madrasah," tandasnya.

Ketua PC IPNU Kudus, Joni Prabowo mengharapkan, terbitnya majalah ini akan mampu membangkitkan budaya menulis di kalangan pelajar. Pilar, menurutnya sebagai media untuk menyosialisasikan gagasan, wawasan dan ide mencerahkan untuk turut membangun kecerdasan bangsa.

"Kami menargetkan Majalah Pilar bisa terbit setiap satu semester sekali karena sangat membawa manfaat menambah khazanah wawasan keislaman," ujarnya.

Menyinggung tema majalah, Joni menyatakan persoalan akademik dan organisasi terkadang menjadi dilema pelajar. Di satu sisi, pelajar harus aktif bermasyarakat lewat organisasi tetapi di sisi lain dituntut sukses dalam studinya.

"Nah,  keduanya harus sinkron tidak ada yang harus 'dikorbankan'. Meskipun memang berorganisasi menyita banyak waktu," katanya.

Majalah Pilar yang terbit dengan 80 halaman ini menuangkan beberapa gagasan dan tulisan dari beberapa tokoh NU dan alumni IPNU-IPPNU. Di antaranya, Rois PCNU Kudus, KH Ulil Albab Arwani, mantan Pengurus Pusat IPNU Agus Hari Ageng, Ketua LTNU Kudus Nur Said dan Pengurus Wilayah IPNU Jateng. (Qomarul Adib/Mahbib)


Terkait