Daerah

Masjid Ini Lelang Wakaf Tanah untuk Dirikan Pesantren Tahfidz

Rabu, 17 Oktober 2018 | 15:00 WIB

Semarang, NU Online
Dewan Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (DPP MAJT) kini tengah mempersiapkan untuk pembangunan pesantren tahfidz di masjid yang menjadi kebanggaan masyarakat tersebut. Fokus saat ini yang dilakukan oleh pengurus beserta tim pendirian pesantren adalah pembebasan atau pembelian tanah. 

"Kami baru saja membebaskan tanah seluas satu hektar lebih sedikit,” kata KH Noor Achmad, Selasa (16/10).

Lahan yang dibutuhkan sebenarnya  11.150 m2 atau baru membayar 3 milyar dari total 12,7 milyar. “Masih ada kekurangan sekitar 10 milyar atau 9,3 milyar," kata Ketua DPP MAJT ini.

Hal tersebut disampaikannya saat sambutan pada acara Jateng Bersalawat bersama Habib Syech Abdul Qodir Assegaf dalam rangka hari santri ke-4 Tahun 2018 di Plaza MAJT.  

Anggota DPR RI itu menegaskan, lelang wakaf tanah tersebut dibuka seluas-luasnya kepada masyarakat umum. "Silakan, mau wakaf setengah meter boleh, satu meter boleh, 100 meter juga boleh, lebih banyak lagi lebih bagus. Kami mohon doa restu dan dukungan Gubernur Jawa Tengah, para ulama dan kiai untuk merealisasikannya," ujar Noor Achmad.

Mantan Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang itu, pendirian pesantren amat strategis. Selain untuk mencetak penghafal Al-Qur’an, para santri nantinya akan digembleng dengan ilmu tafsir. Diharapkan lulusan pesantren ini memiliki reputasi tinggi dalam menjalankan siar Islam, sekaligus dipersiapkan untuk menjadi imam di masjid-masjid agung di Tanah Air, khususnya di Jawa Tengah.

"Jika memungkinkan, mohon gubernur bisa menginstruksikan bupati dan wali kota se-Jawa Tengah untuk mengirimkan perwakilan santri dari daerahnya masing-masing. Ke depan pascalulus, bisa langsung ditugaskan di daerah asal," pinta Noor Achmad kepada Gubernur Ganjar.

Mendapat permohonan atas pendirian pesantren, Gubernur Ganjar Pranowo mengaku siap mendukung gagasan dari pengurus DPP MAJT. "Siap nanti kita bantu, semoga gagasan baik ini bisa segera terwujud," ucapnya.

Ganjar melanjutkan, kegiatan Jateng bersalawat bersama Habib Syech Abdul Qodir Assegaf dalam rangka hari santri ke-4 Tahun 2018 dengan tagline Santri Siap Jaga NKRI merupakan momentum bagus membangkitkan ghirah (semangat) santri untuk tetap menjaga Republik ini. "Gerakan Jateng bersalawat terus menggelinding dan kami berkomitmen untuk terus melanjutkan dan melanggengkan ke seluruh Jawa Tengah," ucapnya.

Pengasuh Ponpes Roudlotut Thullab Dusun Wonosari Desa Prajeksari Tempuran Magelang, KH Ahmad Said Asrori dalam tausiahnya menegaskan, adanya hari santri yang telah ditetapkan Presiden RI Joko Widodo merupakan kebangkitan dan penghargaan kepada para kiai beserta santri yang dulu telah berjuang dalam upaya kemerdekan RI.  

"Indonesia merdeka tidak lepas peran para kiai, tentu beserta para santri,” katanya. Ini merupakan momentum kebangkitan santri untuk berkiprah tidak hanya di ranah agama tapi bisa di ranah publik. Santri bisa menjadi presiden, wakil presiden, gubernur, bupati, wali kota, anggota DPR dan lainya, lanjut Kiai Said. 

Gelaran Jateng Bershalawat dalam rangka hari santri berlangsung semarak. Puluhan ribu jamaah dan santri dari berbagai daerah tumpah ruah memadati Plaza MAJT. Mereka menyeruak melantunkan shalawat seraya mengangkat kedua tangan sambil bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti instruksi Habib Syech. 

Selain ribuan jamaah yang hadir, dipanggung kehormatan tampak sejumlah tokoh Jawa Tengah, mulai Gebernur Jateng Ganjar Pranowo, Ketua DPP MAJT,  KH. Noor Achmad, mantan Gubernur Jateng, KH Ali Mufiz, , Wakil Gubernur Jateng, Gus Taj Yasin Maemoen Zubair, Sekda Jateng, Sri Puryono, Kakanwil Kemenag Jateng, Farhani, Wakapolda Jateng, Kombes Pol Ahmad Lutfi, perwakilah dari Kodam IV/Diponegoro, Ketua Umum RISMA JT, Aniez Muchabak dan sejumlah tokoh lainnya. (Ahsan Fauzi/Ibnu Nawawi


Terkait