Situbondo, NU Online
Perjalanan napak tilas untuk mengenang perjuangan KHR As’ad Syamsul Arifin berakhir Kamis (5/6). Napak tilas yang start di alun-alun Bondowoso dan finish di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo itu memakan waktu 3 hari.
<>
Para peserta menyusuri jalan, naik turun gunung, melewati sungai untuk menghayati betapa susahnya perjuangan sang tokoh dalam memperjuangkan kemerdekaan dan berdakwah. Bondowoso, Situbondo dan Jember memang merupakan daerah segitiga yang menjadi area utama perjuangan Kiai As’ad semasa mudanya.
Sulitnya medan dan jauhnya perjalanan, membuat peserta banyak yang kelelahan hingga “berguguran” di jalan. Dari sekitar 5000 peserta yang dilepas di alun-alun Bondowoso, yang sampai ke garis finish hanya sekitar 2000 orang. Mereka datang dalam kondisi beragam.
Ada yang sempoyongan, ada yang kelelahan dengan luka lecet di bagian kaki. Kendati demikian, mereka tampak masih bersemangat. Apalagi, Kiai Azaim Ibrahimy, pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, juga ikut dalam rombongan napak tilas dengan menaiki kuda.
Salah seorang peserta, Yadi, mengaku cukup bahagia bisa mengikuti napak tilas perjalanan Kiai As’ad. Meski medannya berat, namun ia mengaku sangat bersemangat karena mengingat perjuangan sang tokoh. “Ini masih belum seberapa kalau dibandingkan dengan perjuangan kiai di saat itu,” ujarnya. (Aryudi A Razaq/Mahbib)