Daerah

Meski Beda Makna, Hoaks dan Pelintiran Kebencian Sama-sama Berbahaya

Jumat, 1 Maret 2019 | 11:00 WIB

Meski Beda Makna, Hoaks dan Pelintiran Kebencian Sama-sama Berbahaya

foto: ilustrasi

Solo, NU Online
Secara sederhana hoaks dapat dimaknai sebagai informasi yang direkayasa, baik dengan cara memutarbalikkan fakta atau pun mengaburkan informasi, sehingga pesan yang benar  tidak dapat diterima seseorang.

Sedangkan pelintiran kebencian (hate spin) adalah usaha-usaha sengaja oleh para pengobar kebencian untuk mengada-adakan atau merekayasa kebencian (yang sebenarnya tidak ada).

"Meski berbeda dalam pemaknaannya, namun kedua hal tersebut sama bahayanya," terang peneliti dari Pusat Studi Agama dan Demokrasi (Pusad) Paramadina, Husni Mubarok, pada acara lokakarya Melawan Hasutan Kebencian di Kota Solo, Rabu (27/2).

Di depan para peserta lokakarya yang diikuti, antara lain dari Gusdurian Solo, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), KPU, Bawaslu, Kesbangpol, PMII dan lain sebagainya,. 

Husni menambahkan, makin berkembangnya media sosial sebagai alat komunikasi menjadi makin mudah bagi oknum yang ingin menyebarkan hoaks dan pelintiran kebencian.

"Di mana informasi palsu, hoaks, atau bahkan fitnah dengan mudah dan tanpa sikap kritis disebarkan lewat berbagai platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, atau WhatsApp, semakin mempermudah terjadinya hasutan kebencian. Semua ini mempermudah merebaknya hasutan kebencian (hate provocation) di udara politik Tanah Air," ungkapnya.

Kepada NU Online, Kamis (28/2) Husni Mubarok menyampaikan resep untuk mengatasi masalah tersebut, masyarakat bisa mengantisipasinya dengan melakukan beberapa hal. "Pertama, kita bisa lakukan cek fakta. Cari sumber rujukan terpercaya atau bisa juga dengan memakai alat pendeteksi hoaks," kata dia.

Selain itu, imbuh dia, juga bisa dilakukan dengan cara membuat narasi/konten positif, yang dimaksudkan untuk membantah ataupun melawan isu negatif agar tidak semakin  berkembang di masyarakat.

Hal lain yang tak kalah penting kata Husni, yakni perlu adanya upaya bersama dalam melawan hoaks dan pelintiran kebencian."Upaya untuk menangkalnya tidak bisa dilakukan sendirian.  

Perlu kerja sama banyak pihak untuk saling berjejaring dan bahu-membahu menangkal hasutan kebencian demi menjaga persatuan dan kerukunan," pungkasnya. (Ajie Najmuddin/Muiz)


Terkait