Tegal, NU Online
sorak sorai penonton mulai membahana memadati halaman MI Miftahul Inayah Slaranglor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Tepukan itu bukan lantaran tepukan ada pemenang lomba tetapi ketika satu-persatu pemain drama –teatrikal dalam satu babak mulai menghiasi layar panggung penampilan.
Layaknya artis atau pagelaran semacam Opera Van Java para pemaian disirami riuhan decak kagum dan gemuruhan tepuk tangan ataupun bahakan penonton ketika para pemaian melai nakal meliukan kata-kata dan gerakan penuh kelucuan. <>
Sebut saja 3 tokoh peran itu, yang sengaja dipasang oleh sutradara sebagai peran penghibur, yaitu encep, emput, dan plento, sejak kemunculanya dari layar penonton selalu saja membuat ger penonton dan meremas kekakuan perut penonton, wal hasil cerita yang memadukan antara fiksi dan non fiksi itu menjadi lebih hidup dan menarik perhatian.
Acara yang digelar pada Ahad (19/6) malam belum lama itu, bukan hanya menampilkan Drama –Teatrikal tetapi tak kurang dari 20 penampilan peserta didik dimulai dari anak-anak kelas 1, diantaranya menyanyi, pencak silat, memainkan alat musik, praktik-praktik ibadah, hafalan Al-Qur’an,dentuman sholawat dan lagu-lagu Islami, hingga Mujahadah gabungan antara siswa da orang tua siswa. Sebelum itu juga di gelar pawai ta’aruf yang didiringi dengan marching band yang menyedot masyarakat turut menikmatinya.
Ketua panitia Abdul Kholil mengatakan acara itu sengaja di gelar dengan tujuan untuk memberikan peluang bagi siswa agar siswa bisa berekspresi untuk menunjukan bakat dan kemampuan mereka dalam bidang non akademik, sehingga dengan demikian dapat menjadikan peserta didik lebih kreatif walaupun dengan bimbingan bapak dan ibu guru.
“Kegaiatan ini juga kami jadikan semacam pementasan budaya dan terapi kejenuhan bagi peserta didik,” katanya
Kepala MI Miftahul Inayah, Mahrus, menjelaskan peluang terbesar dalam pendidikan adalah bagaimana peserta didik dapat berekspresi dan mengeluarkan daya gerak yang mengakibatkan nilai-nilai positif sehingga aspek psikimotorik selalu berjalan dengan baik yang berdampak pada kecerdasan emosional jadi kegiatan ini juga meruapakan menggerakan aspek dalam dunia pendidikan.
Ini berarti ada muatan nilai yang terbangun dari kesadaran untuk menumbuhkan kecerdasan emosional, sehingga kecerdasan peserta didik dapat berjalan dengan seimbang. Dalam kegiatan ini kami juga akan melepas peserta didik kelas 6, akan kami kembalikan kepada orang tua meraka untuk mereka didik, walaupun hari ini belum ada pengumuman tetapi kami yakin akan lulus 100 persen," katanya.
Selain pementasan juga di gelar pengajian umum, didaulat sebagai pembicara KH. Kherul Amin Fadil, M.SI, dalam tausiyahnya menuturkan, betapa pentingnya pendidikan agama bagi anak-anak manusia. Karena dengan agama yang kuat bias menjadi selamat di dunia dan selamat di akherat.
“Kita tidak bisa membayangkan ketika kita sedang menghadapi sakaratul maut anak-anak kita diam terpatuk saja tidak mengiringi kita berdoa, malah seusai kita meninggal harta benda kita menjadi rebutan bagi anak-anak kita. Pentingnya disini membentengi anak dengan ilmu agama agar kita semuanya dapat memetik amanah dengan baik, untuk itu menyekolahkan anak kita juga harus dilandasi dengan agama,“ tuturnya.
Ia juga menambahkan, boleh saja menyekolahkan anak di sekolah-sekolah umum yang mengandalkan teknologi dan pengethauan tetapi jangan lupa masalah agama di jaga dengan baik.
Redaktur : Syaifullah Amin
Kontributor : Abdul Muiz