Daerah

MUI: Buat Agama Baru Saja, Jangan Bawa-Bawa Islam

Ahad, 4 November 2007 | 06:25 WIB

Batam, NU Online
Ketua Majelis Ulama Indonesia Kepulauan Riau (Kepri) Asyari Abbas mengatakan ketimbang membawa-bawa Islam namun melenceng, lebih baik beberapa keyakinan seperti Al-Qiyadah Al-Islamiyah membuat agama baru.

"Islam mengenal yang hak adalah hak, yang batil adalah batil. Kalau di luar itu jangan mengatasnamakan Islam," katanya di Batam, Sabtu.

<>

Menurut Asyari, jika para aliran tersebut membuat agama baru, maka umat Islam tidak akan mempermasalahkannya. "Islam menganut untukmu agamamu, untukku agamaku. Islam tidak akan merecoki agama lain," katanya.

Ia mengatakan Al-Qiyadah Al Islamiyah mencampur adukan agama Islam, sehingga membuat umat Muslim geram. "Dalam Al Quran disebutkan Muhammad nabi terakhir, tapi mereka menambahkan, inikan melenceng. Kami percaya yang melenceng itu harus diluruskan agar tidak merusak umat," katanya.

Namun, menurut Asyari, MUI tetap akan menerima jemaah aliran tersebut jika bertobat dan mengulang kalimat dua syahadat yang benar, sesuai ajaran Muhammad SAW.   "Kalau mereka mau tobat, dengan senang hati MUI akan meng-Islamkan kembali," katanya.

Sayangnya, lanjut Asyari, sampai saat ini di Kepri belum ada penganut aliran yang percaya Moshaddeq nabi terakhir itu tobat. Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Polda Kepri) menahan tiga pemimpin aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah karena dianggap meresahkan umat Islam dan melakukan penistaan agama.

"Kami ingin proses hukum terus berlangsung, karena sudah lebih dari dua tahun para pemimpin aliran itu kami nasehati tapi tetap tidak bergeming," kata Asyari.

Senada dengan Asyari, pengamat sosial politik Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) Fachri Ali mengatakan umat Islam tidak keberatan jika orang mendirikan 1.000 agama dengan syarat tidak mengatasnamakan Islam.

"Karena Islam baku yang dipersepsikan oleh masyarakat adalah Islam yang telah mereka praktekkan selama ini. Tapi jika dia (keyakinan tersebut) membonceng nama Islam pasti kemudian secara teologis akan dipersoalkan terus menerus oleh muslim," katanya. (ant/bhs)


Terkait