Demak, NU Online
Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi, sehingga budaya demokrasi sudah mengakar di benak masyarakat Indonesia. Sistem ini memang sudah dianut oleh bangsa Indonesia sejak kemerdekaan Republik Indonesia.
Demokrasi adalah pemerintahan rakyat artinya pemegang kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat. Segala kebijakan mengenai putusan pemerintah haruslah dirundingkan dengan rakyat termasuk dalam memilih pemimpin bangsa.
Pengurus Wilayah Muslimat NU Jawa Tengah Hj Ida Nursa’adah saat memberikan pengarahan dan pendidikan politik pada ribuan jamaah muslimat NU pada acara pengajian umum dalam rangka peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan selapanan yang digelar di halaman masjid Nurul Burhan Bakung Desa Bumiharjo kecamatan Guntur Kabupaten Demak Jawa Tengah (Ahad 8/4).
Ia meminta pada Warga NU dalam berpolitik bisa menggunakan hak politiknya agar bisa mewarnai dan menentukan arah bangsa Indonesia kedepan yang sesuai dengan pemikiran NU, ini sudah barang tentu harus ikut berpartisipasi lewat pemilu dengan memilih calon pemimpin yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah An Nahdliyah sesuai tujuan awal NU ikut serta dalam mendirikan bangsa Indonesia.
“Bagaimana caranya menyalurkan aspirasi politik kita, ya mestinya memilih kelompok atau calon pemimpin yang sesuai Akidah Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyah” Tegasnya.
Lebih lanjut Ida Nur Sa'adah mengharapkan warga NU dalam pemilu maupun pilkada sebagai organisasi terbesar di Indonesia tidak di salurkan pada alamat yang salah, ini dijabarkannya selama perkembangan pesta demokrasi di Indonesia suara NU selalu menjadi incaran dan rebutan partai politik maupun calon pemimpin baik legislatif, pilkada maupun pilpres selama perjalanan itu pula dalam tiap even demokrasi rentan terjadi jual beli suara atau politik uang.
Melihat hal semacam itu Ida yang juga anggota FPKB DPRD Jateng meminta anggota Muslimat NU untuk selalu komitmen dengan misi perjuangan NU yang selalu mendahulukan perintah para ulama dan kiai.
“ibu ibu…. Menawi wonten iming iming milih calon gowo duit Ampun purun nggih, kito milih wong NU nggih ( ibu…ibu…. kalau ada rayuan seorang calon dengan membawa uang untuk memilih jangan mau ya, kita pilih orang NU saja” pintanya.
Selain dihadiri ribuan muslimat juga dihadiri ketua MWC NU Guntur KH Muhammad Tamim Romli beserta pengurusnya, Ansor Banser , Fatayat, IPNU-IPPNU, Kepala Desa Bumiharjo H Abdurrahman, dan warga NU sekitarnya. (A Shiddiq Sugiarto/Muiz)