Daerah

Pancasila Masih “Sakti”

Jumat, 4 Oktober 2013 | 12:00 WIB

Surabaya, NU Online
Sekitar 250 peserta dari kalangan mahasiswa tadi pagi (3/10) berbondong-bondong ke Wisma Bahagia IAIN Sunan Ampel guna mengikuti prosesi pelantikan pengurus Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi IPNU-IPPNU IAIN Sunan Ampel yang dirangkai dengan Seminar Refleksi Hari Kesaktian Pancasila. 
<>
Seminar yang merupakan salah satu program kerja Departemen Intelektual seperti yang telah dicanangkan pada Rapat Kerja bulan Juni lalu, mengangkat tema “Refleksi Hari Kesaktian Pancasila; Benarkah Pancasila Sudah Tak ‘Sakti’ Lagi?”.

Hadir sebagai narasumber dalam seminar tersebut, yaitu Prof. Dr. Hj. Istibsyaroh (DPD RI), Rijal Mumazziq Zionis (Direktur Penerbit Imtiyaz), dan Ihsan Rosyadi (Dosen Sejarah UNAIR). Acara yang  berlangsung dari jam 09.00 hingga siang itu diawali dengan pelantikan pengurus IPNU dan IPPNU. 

Dalam sambutannya, ketua umum IPNU terpilih, Ishomuddin, mengatakan bahwa selain harus patuh pada aturan organisasi, rekan-rekan juga harus ikut andil dalam penegakan empat pilar kebangsaan.  “Selain harus patuh pada aturan organisasi, rekan-rekan pengurus baru harus senantiasa ikut andil dalam penegakan empat pilar kebangsaan,” tandasnya.

Usai pelantikan, acara dilanjutkan dengan seminar yang diawali dengan paparan dari Prof. Dr. Hj. Istibsyaroh tentang pentingnya pancasila dalam kehidupan berbangsa, sekaligus peran pemerintah dalam mensosialisasikannya. 

Dilanjutkan dengan Ihsan Rosyadi yang memaparkan pancasila dilihat dari konteks sejarah, dan diakhiri dengan paparan panjang Rijal Mumazziq tentang Pancasila dikaitkan dengan NU. Dia menerangkan bahwa pancasila saat ini terbukti masih sakti. 

Hal itu, kata dia, dibuktikan ada utusan dari salah satu negara konflik yang datang ke PBNU untuk meminta pertimbangan atau saran tentang dasar negara yang bisa menyatukaan sebuah bangsa seperti Pancasila. 

Dari kejadian tersebut dapat disimpulkan bahwa pancasila masih diakui sakti. Pria yang juga menjabat sebagi direktur Penerbit Imtiyaz ini mengungkapkan pendapatnya tentang presiden terhebat yang pernah dimiliki Indonesia yaitu Soekarno dan Gus Dur. 

Dia menjelaskan bahwa soekarno adalah salah satu murid dari Cokroaminoto dimana beliau adalah pimpinan dari Serikat Islam yang mempunyai keterkaitan Ideologi dengan Kiai Wahab Hasbullah. 

Dari latar belakang tersebut membuat Soekarno mempunyai pemikiran-pemikiran yang dipengaruhi oleh Ahlusunnah wal Jamaah. Bahkan dalam perumusan Pancasila beliau banyak mengemukakan pendapat. Dari hal tersebut berarti NU sangat berperan dalam perumusan Pancasila. 

Dalam acara ini, diharapkan para peserta yang mayoritas mahasiswa, dan terkenal dengan sebutan the agent of change, dapat tahu akan seluk beluk pancasila, Karena pancasila adalah way of Life bagi bangsa Indonesia. “Diselenggarakannya seminar ini, paling tidak dapat memberikan wawasan kepada kita semua akan Pancasila, karena Pancasila adalah way of life.” tegas ketua panitia. (Robbah Munjiddin Ahmada/Abdullah Alawi)



Terkait