Daerah

Para Pendekar Bershalawat di Malam Tahun Baru

Senin, 1 Januari 2018 | 12:00 WIB

Para Pendekar Bershalawat di Malam Tahun Baru

Ilustrasi: Muslim Indonesia sering menggemakan shalawat di banyak momentum

Pringsewu, NU Online
Sejumlah pria dengan badan tegap berseragam hitam tampak antusias melantunkan shalawat. Tak ketinggalan alunan musik hadrah yang dimainkan beberapa jamaah mengiringi. Para pria ini bukanlah anggota grup hadrah. Tak lain, mereka adalah para pendekar dari berbagai padepokan olah kanuragan di Kabupaten Pringsewu.

Keunikan itu terlihat di malam pergantian tahun baru 2018, Ahad (31/12) malam. Para pendekar ini tidak berlatih olah kanuragan seperti biasanya. Dengan khidmah, mereka mengolah suara sekaligus mengolah batin merasakan nikmatnya bershalawat untuk mendapat syafaat Nabi Muhammad SAW.

Bila biasanya acara bershalawat identik dengan seragam putih dari para jamaahnya, malam itu seragam hitam mendominasi acara yang dipusatkan di Markas Pusat Remaja Pecinta Sholawat (Repshol) Kabupaten Pringsewu di Pekon Fajar Baru Pagelaran Utara Pringsewu Lampung. Para pendekar itu larut dalam acara shalawat yang mengangkat tema Silat Shalawat Shalat Uripe Nikmat.

Selain bershalawat, para pendekar tersebut juga bersama-sama melakukan berbagai kegiatan seperti pembacaan Al-Quran, Nariyahan, pembacaan Kitab Maulid Ad-Diba'ie, Ratib Al-Haddad dan lain-lain. Untaian nasihat para sesepuh mewarnai khidmahnya malam shalawat tersebut. Kecintaan kepada ulama dan NKRI dipesankan oleh para guru dan sesepuh padepokan.

Kibaran bendera NU dan Merah Putih serta bendera setiap padepokan tersapu semilir angin menambah khidmah dan kesejukan acara tersebut. Suasana kebersamaan membangun cinta kepada NU dan NKRI sangat kental terasa.

"Semoga menjadi acara yang penuh berkah dan dapat menjadi benteng bagi generasi muda Indonesia dari segala macam kerusakan moral dan lainnya," kata Ketua Repshol Pusat Muhammad Subhan yang biasa disapa Gus Subhan.

Gus Subhan juga mengatakan kegiatan yang juga dihadiri oleh Repshol Kabupaten Tanggamus tersebut merupakan ikhtiar untuk menghindarkan diri dan masyarakat dari berhura-hura tiada jelas tujuannya dalam menyambut tahun baru. Repshol prihatin akan banyaknya kegiatan yang hanya berhura-hura tanpa nilai positif sama sekali yang mengakibatkan angka kemaksiatan dan penyimpangan naik drastis di malam tersebut. 

"Ada yang menyambut dengan mengisi perut bakar-bakaran segala macam. Ada yang berkeliling sepanjang jalan, ada yang jogetan, mabuk-mabukan dan lain sebagainya. Kita mengambil sebuah keputusan untuk membentengi jamaah dengan beberapa rangkaian kegiatan keagamaan," terangnya.

Dari kegiatan tersebut keberkahan Allah dimohonkan akan turun dari langit kepada seluruh warga Kabupaten Pringsewu. (Muhammad Faizin/Kendi Setiawan)


Terkait