Daerah

Pelajar NU Mojokerto Komit Berkarya untuk Bangsa

Rabu, 2 Januari 2019 | 08:30 WIB

Mojokerto, NU Online
Pengurus Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)-Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur periode 2019-2020 bertekad menjadikan organisasi sebagai wadah untuk mengembangkan diri dan mengekspresikan semangat untuk selalu berkarya memajukan bangsa dan negara.

Pengurus baru IPNU-IPPNU Kabupaten Mojokerto ini dipimpin oleh pasangan Mujibaturrahman dan Nur Afni Aulya. Mereka berdua terpilih dalam Konferensi Cabang (Konfercab) ke XXIV untuk IPNU dan ke XXIII untuk IPPNU di Kecamatan Pacet, Mojokerto.

"IPNU dan IPPNU melihat banyak hambatan, tantangan dan ancaman bagi generasi muda dalam mengembangkan dirinya. Terutama dalam menghadapi dunia liberalisasi ekonomi dan politik yang tidak menentu seperti sekarang ini. Oleh karena itu kita bertekad menjadi wadah pengembangan diri yang bagus buat generasi muda," kata Ketua IPNU Mujiburrahman, Rabu (2/1).

Dikatakannya, IPNU-IPPNU sudah berpengalaman dalam memproduksi kader yang berkualitas dan mampu bermakna dalam melanjutkan estafet perjuangan. IPNU dan IPPNU juga konsisten dalam dengan "amar ma'ruf nahi munkar" yang selalu menjadi landasan cita-cita bersama.

IPNU-IPPNU hadir dalam setiap sendi kehidupan masyarakat. Mereka menghiasi dan mewarnai dengan Islam yang tawasuth, tasamuh dan tawadzun dalam kondisi politik yang kadang kacau.

"Kita miris melihat polisi menangkap anak muda karena menyebarkan kabar hoaks dan ujaran kebencian. Generasi muda yang seharusnya paling paham teknologi malah terjerat alur politik sesat. Mendukung fanatik dan menyalahkan kelompok lain. Di IPNU-IPPNU hal ini tidak boleh terjadi. Mojokerto itu punya slogan kebersamaan dalam harmoni, untuk menjaga kedaulatan NKRI," tambah Mujib.

Mujib mengatakan, di tahun 2019 suasana politik akan semakin panas. Persaingan untuk merebut hati rakyat akan terus dilakukan para calon legislatif. Apalagi tahun ini pemilihan presiden akan dilakukan serentak dengan legislatif pada tanggal 17 April 2018.

Gesekan antar pendukung kedua belah pasangan calon presiden dan wakil presiden kini mulai terasa. Baik di dunia maya maupun dunia nyata. Dan terkadang malah terjebak pada politik identitas yang tak terlalu penting. Seperti menyeret simbol-simbol agama. Bahkan beberapa orang diperiksa polisi karena efek gesekan politik.

"IPNU-IPPNU Mojokerto ditahun politik ini ingin menjadi model atau percontohan cara berpartisipasi yang baik dalam pemilu. Kita akan galak kan kerjasama dengan lembaga penyelenggara pemilu untuk sosialisasi ke masyarakat. Pendidikan pemilu itu perlu, jadi nanti biar masyarakat dalam milih pemimpin tidak asal pilih. Tapi berdasarkan pengamatan dan kajian mendalam," bebernya.

Pria asal Kecamatan Puri ini menyebutkan  penting ada komitmen dari peserta pemilu, baik pemilu legislatif maupun Pilpres mengedepankan sikap jujur dan persatuan anak bangsa. Betapun sengitnya pertarungan, kepentingan negara harus didahulukan.

Sebagai pelajar yang terdidik, kader IPNU-IPPNU diharapkan tidak pasif dan apatis terhadap kondisi bangsa. Perpecahan dan perang saudara sesama anak bangsa tidak boleh terjadi. Karena hal tersebut akan mengganggu pembangunan manusia dan ekonomi Indonesia.

"Sebagai insan yang dibekali ilmu, IPNU-IPPNU tidak rela bangsa sebesar Indonesia dipecah belah karena kepentingan sekolompok golongan. Kita akan turun merajut persaudaraan antar anak bangsa. Terutama di Mojokerto," tandas Mujib. (Syarif Abdurrahman/Fathoni)


Terkait