Daerah

Pemahaman Mitigasi Bencana Masyarakat Perlu Ditingkatkan

Jumat, 5 Juli 2019 | 02:30 WIB

Mataram, NU online
Rektor Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat (NTB), Baiq Mulianah menegaskan perlunya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap mitigasi bencana, terutama si daerah yang lokasinya rawan bencana.

"Kesadaran terhadap sebuah bencana penting dilakukan. Karena bencana tidak bisa dihindari, apalagi daerah kita NTB rawan sekali terhadap bencana, apakah itu gempa bumi, tsunami," ujarnya saat membuka  Seminar Manajemen Kebencanaan di aula UNU NTB, Mataram Jalan Pendidikan Nomor 6 Kota Mataram, Kamis (4/6)

Ia menegaskan, meski bencana tak bisa dihindari, namun pemahaman dalam mitigasi bencana bisa membantu meminimalisir dampak bencana, terutama yang berkaitan dengan korban luka atau jiwa. Lebih-lebih karena NTB terletak digaris cincin api atau ring of fire yang rawan bencana. Terbukti, tahun 2018, rentetan gempa menghantam sejumlah daerah di NTB.

Untuk itu, menurut Mulianah, yang perlu harus dilakukan dari sekarang adalah mempersiapkan masyarakat dan pemerintah yang tanggap dan memiliki manajemen kebencanaan yang baik.

"Menekan kebencanaan ini penting untuk bisa meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Misalnya proses evakuasi harus seperti apa, penyiapan jalur di daerah yang rawan bencana, dan sebagainya. Jadi semua itu harus dipersiapkan dengan standar operasional prosedur (SOP) sehingga lengkap," jelas Mulianah.

Sementara itu, pakar geologi dan kegempaan dari Universitas Brigham Young Univesity, Utah, Amerika Serikat, Prof Ron Harris mengatakan lempeng bumi di bagian selatan yang membentang mulai dari Nusa Tenggara Timur, NTB, Bali, Jawa, hingga Sumatera masih menyimpan potensi gempa bumi megatrush disertai tsunami.

"Tapi itu tidak bisa dipastikan kapan terjadi," terangnya.

Menurut dia, meski ada potensi gempa besar, namun berdasarkan data sejarah belum pernah terjadi gempa besar di lempeng Indo-Australia, karena secara teknis pergerakan naik lempeng bumi mencapai 7 centimeter pertahun dan lempeng Indonesia-Australia saat ini diperkirakan ada pada ketinggian 35 meter lebih.

Kendati demikian, Ron Harris, menegaskan tidak ada yang bisa memastikan gempa bumi besar akan terjadi. Terpenting, harus dimulai dari sekarang bagaimana membangun kesadaran mitigasi bencana oleh masyarakat di daerah rawan bencana.

Dikatakannya, pemerintah Indonesia dan NTB sudah cukup bagus bekerja karena sudah memetakan zonasi rawan bencana gempa berdasarkan struktur bebatuan wilayah. Hanya saja perlu di bangun sistem edukasi yang baik di kawasan rawan bencana. Sehingga, masyarakat juga bisa tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi suatu bencana.

"Penyadaran dan manajemen bencana yang utama terus disampaikan, sehingga masyarakat paham arti penting mitigasi bencana," katanya. (Hadi/Aryudi AR)


Terkait