Jember, NU Online
Induk Koperasi Syirkah Muawanah (Inkopsim) terus berupaya menciptakan pengusaha-pengusaha yang handal di sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sebab, UMKM terbukti cukup eksis dalam kondisi ekonomi nasional yang terpuruk sekalipun. Untuk itu, Inkopsim menggelar pelatihan pengusaha pemula di auditorium BNI ’46, Jember, Sabtu (14/4).
Menurut Ketua Umum Inkopsim, HM Al Khaqqoh Istifa, ke depan pihaknya akan mencetak pengusaha pemula sebanyak-banyaknya, terutama dari kalangan nahdliyyin.
“Kenapa, karena UMKM cukup bisa diandalkan untuk sumber penghidupan keluarga. Kami ingin mereka bisa tetap survive menghadapi era persaingan bebas dalam 3 hingga 10 tahun mendatang,” ucapnya kepada NU Online usai membuka pelatihan tersebut.
Sementara itu, salah seorang pemateri yang juga anggota DPRD Jawa Timur, Moch Eksan menegaskan bahwa kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi nasional cukup besar, yakni mencapai 60 persen.
Dikatakan, saat ini pelaku UMKM mencapai 57 juta jiwa. Angka tersebut adalah seperlima dari total penduduk Indonesia. Dan itu sangat dahsyat pengaruhnya dalam atmosfir pergulatan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, Eksan menyatakan sangat mendukung semua langkah untuk memperkuat usaha di sektor UMKM, termasuk yang dilakukan Inkopsim.
“Saya dukung ini semua, termasuk para peserta kita bantu nanti. Jadi semua peserta ini ‘kan harus membuat rekening sekarang juga? Jadi saya bantu Rp50 ribu untuk setiap pembuatan rekening,” ucapnya disambut tepuk tangan hadirin.
Pentingnya mendukung dan menggerakkan UMKM, tambah Eksan, karena usaha tersebut terbukti mampu bertahan di tengah krisis ekonomi dunia sekian tahun lalu. Menurutnya, setidaknya ada dua alasan mengapa UMKM tetap eksis meski dihantam badai krisis ekonomi.
Pertama, UMKM umumnya adalah usaha yang menghasilkan barang konsumsi dan jasa yang memang menjadi kebutuhan primer rakyat. Sehingga meski pendapatan masyarakat berkurang karena terjadi krisis ekonomi, namun tak banyak berpengaruh bagi mereka untuk membeli barang yang diproduksi UMKM.
“Kedua, pelaku UMKM itu biasanya ulet, tak mudah menyerah dalam kondisi apapun,” jelasnya.
Pelatihan yang diikuti oleh 100 peserta berasal dari berbagai latar belakang usaha, misalnya pedagang kaki lima, pembuat tempe, kerajinan tangan dan sebagainya (Aryudi Abdul Razaq/Muiz).