Daerah

Pesantren WALI Rintis Kerja Sama Literasi dengan Pusat Perbukuan Mesir

Rabu, 8 November 2017 | 09:30 WIB

Salatiga, NU Online
Akses terhadap kitab-kitab klasik berbahasa Arab masih minim di kalangan santri pesantren. Dalam rangkaian peringatan Hari Santri Nasional, Pondok Pesantren WALI mencoba membuka akses tersebut dengan menjalin kerjasama dengan negara-negara Timur Tengah, salah satunya Mesir.

Upaya ini dimulai dengan penyediaan akses pendidikan untuk belajar membaca dan memahami literatur Keislaman berbahasa Arab. Pada Selasa, 31 Oktober 2017 lalu, Direktur Lembaga Pusat Perbukuan Umum Mesir, yang juga Mantan Menteri Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan Mesir, Syarif Al-Jayyar meresmikan Madrasah Diniyah Internasional (MDI) WALI. 

Pengasuh Pondok Pesantren WALI, yang membawahi MDI WALI, KH Anis Maftuhin mengatakan, MDI WALI ini adalah lembaga pendidikan keislaman pertama di Indonesia yang menjadikan pembelajaran literasi sebagai nafas seluruh materi dan kurikulumnya.

"Keberadaan MDI WALI ini menjadi titik awal bagi anak-anak kita untuk mempelajari kunci awal mengakses kitab-kitab rujukan berbahasa Arab," kata Anis, Selasa (7/11) .

Pembeda MDI WALI dengan lembaga pendidikan lain adalah keberanian menerapkan cara lain dalam mempelajari Bahasa Arab. MDI WALI mengaplikasikan Metode Tamyiz, sebuah formula untuk mempercepat para santri bisa membaca, menerjemahkan, dan memahami kitab-kitab berbahasa Arab.

Syarif Al-Jayyar menyambut baik upaya MDI WALI mencetak generasi muda di Indonesia yang mahir berbahasa Arab. Generasi muda Indonesia merupakan masa depan peradaban dunia. Karena Indonesia punya tradisi dan budaya yang luhur dan telah berabad-abad umurnya.

"Penguasaan Bahasa Arab sejak dini menjadi isu strategis karena bahasa ini bahasa agama kita dan salah satu bahasa penting dalam pergaulan internasional," kata Syarif.

Apalagi, menurut Syarif, MDI WALI menerapkan terobosan dalam pengajaran Bahasa Arab. Pengajaran bahasa untuk kalangan non-Arab tentu berbeda dengan upaya serupa untuk orang-orang yang berbahasa ibu Bahasa Arab. Karena itu, inovasi MDI wali ini perlu disebarluaskan. (Red: Kendi Setiawan)



Terkait