Daerah

Pimpinan Berganti, LTN NU Jatim Langsung Siapkan Agenda Kerja

Kamis, 7 Mei 2015 | 01:04 WIB

Surabaya, NU Online
Ada perubahan komposisi di Pengurus Wilayah Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Jawa Timur. Berdasarkan Surat Keputusan PWNU Jatim Nomor 673/PW/A-II/L/III/2015, lembaga ini diketuai oleh Ahmad Najib AR.
<>
Ahmad Najib menyatakan dirinya sebagai penerus kepengurusan yang sebelumnya diketuai oleh Murtafie Haris. "Kebetulan Pak Haris (sapaan ketua lama, red)  tengah merampungkan program doktor, karenanya PWNU Jatim melakukan perubahan kepengurusan dengan mempercayakan jabatan ketua kepada saya," katanya, Rabu (6/5).

Di samping mempersiapkan sejumlah program dan kegiatan jangka pendek yang akan dilakukan, hal terpenting yang harus dikebut adalah memperkuat kelembagaan. "Rapat pertama yang diisi dengan ta'aruf, juga kami manfaatkan dengan pengenalan tugas pokok dan fungsi kepengurusan, khususnya di tingkat kepengurusan harian," kata alumnus pasca sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini.

"Alhamdulillah pertemuan berjalan lancar dan masing-masing memiliki persepsi yang sama dalam membangun kelembagaan yang ada," jelas aktivis penerbitan di Surabaya ini. Paling tidak, dengan pertemuan awal tersebut setiap pengurus utamanya di level harian dan koordinator bidang, bisa memahami apa tugas yang harus dilakukan untuk masa khidmat 2015 hingga 2018 mendatang, lanjutnya.

Untuk kegiatan jangka pendek, PW LTN NU Jatim akan melangsungkan lomba karya tulis. "Temanya seputar Islam Nusantara," kata salah seorang staf pengajar di Pondok Pesantren Salafiyah Pasuruan ini. Dan diperkiraan pada perhelatan Muktamar ke-33 NU mendatang, seluruh naskah bisa dibukukan dan diterbitkan, lanjutnya.

Agenda prioritas selanjutnya adalah penyelenggaraan lokakarya pengelolaan media pesantren. "Narasumber yang disiapkan adalah dari TV9, RMI serta Majalah Aula," katanya.

Sedangkan yang terakhir adalah mengumpulkan para penerbit pesantren dan penerbit dengan basis Nahdlatul Ulama. "Karena kita yakin banyak pesantren yang sebenarnya memiliki usaha penerbitan," katanya. Oleh karena itu mempertemukan para pengelola penerbitan tersebut sangatlah penting demi keberlangsungan dan untuk mensinergikan kekuatan yang ada, lanjutnya.

Demikian juga, banyak penerbit yang menjadikan NU sebagai kajian utama dari buku yang diterbitkan. "Baik NU sebagai aqidah, syariah, amaliyah hingga kajian politik juga banyak bermunculan," ungkapnya. Dan bila para penerbit ini dipertemukan, bukan tidak mungkin akan ada kerjasama dalam banyak hal sehingga masing-masing bisa survive. Atau bagi mereka yang tergerak hati membuka usaha penerbitan bisa belajar dari pertemuan ini.

"Sejumlah agenda ini yang akan segera dituntaskan kepengurusan baru PW LTN NU Jatim," katanya. Karenanya, yang terpenting adalah bagaimana keberadaan lembaga ini bisa terus diketahui khalayak dan kehadirannya bisa dirasakan umat, pungkasnya. (Syaifullah/Mahbib)
 


Terkait