Daerah

PK IPNU-IPPNU UNHASY Diskusikan Konsep Masyarakat Madinah

Ahad, 4 Mei 2014 | 08:02 WIB

Jombang, NU Online

Kader Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi IPNU-IPPNU Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng mengelar diskusi keaswajaan di halaman kampus Unhasy, Jombang, Sabtu (3/5). Mereka membahas antara lain nilai moderat, toleransi, kesantunan, sikap bernegara yang diterapkan Rasulullah di masanya.
<>
Novie Muhlishoh sebagai pemateri mengatakan, ajaran Rasululllah ini bisa menanggulangi paham-paham radikalisme Islam yang dibawa masuk oleh ahli bidah Khawarij.

“Perilaku Rasulullah Saw yang selalu penuh kasih sayang dalam menyampaikan nilai-nilai Islam diganti kemudian oleh kelompok khawarij yang mengajarkan kebencian, kekerasan, merasa benar, dan selalu menyalahkan orang lain yang berbeda pendapat,” kata Novie.

Orang masa kini menyadari perlunya pendidikan multikultural dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. “Padahal 15 abad lalu Rasulullah sudah meletakkan dasar nilai yang kokoh sebagaimana termuat pada piagam Madinah,” ujar Novie

Alumni pesantren Pacul Gowang ini menyampaikan betapa indahnya transformasi nilai-nilai Islam di tengah keberagaman masyarakat Madinah. Di situ ada penganut Nasrani, Yahudi, dan terdiri dari berbagai suku.

Sebelumnya mereka saling bermusuhan. Konflik antarsuku hampir selalu terjadi. Tetapi Rasulullah tampil dengan kelembutan dan penuh kasih sayang. “Sehingga, rasa kebencian, permusuhan tertutupi.

“Dalam waktu cepat masyarakat Madinah menjadi acuan bagi perkembangan peradaban terbaik yang pernah ada di dunia. Sampai hari ini dunia mengakui belum ada suatu peradaban maju di dunia selain masyarakat Madinah,” kata Novie yang kini tercatat sebagai mahasiswa jurusan PBA Unhasy.

Kondisi di masa Madinah ini juga menginspirasi bagi seluruh elemen bangsa Indonesia termasuk para kiai NU dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di tengah mulitietnis, multibahasa, dan multiagama, tandanya. (Anwar M/Alhafiz K)


Terkait