Bangkalan, NU Online
Pelantikan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kabupaten Bangkalan menjadi ajang pertemuan tokoh organisasi pergerakan. Pada pertemuan itu muncul gagasan pembangunan Madura ke depan.
<>
Gagasan yang dikemukakan PMII adalah konsep pengelolaan sumber daya minrral dan migas di Madura yang lebih baik. Juga pemberdayaan kembali rel kereta api dan bandara. Konsep-konsep itu akan diolah dan digodok pada rapat kerja organisasi tersebut dalam waktu dekat ini.
Kegiatan yang dilaksanakan Ahad (4/5) tersebut dihadiri rombongan Pengurus Besar PMII bersama Kopri. A.Jabidi Ritonga selaku Sekjend PMII mengungkapkan, PMII menjadi satu-satunya organisasi kemahasiswaan yang tetap solid tanpa berefek kepada perpecahan. “Perbedaan pandangan dalam organisasi merupakan hal ihwal yang wajar dalam dinamika, namun jangan sampai mengarah kepada perpecahan,” ujarnya.
Dia menambahkan, PMII Madura harus bangga karena telah mampu mengantarkan salah seorang kadernya, Erfandi, hingga lulus di Universitas Indonesia serta mampu melahirkan karya buku yang cukup monomental hingga di pasarkan di Gramedia dan Toga Mas.
Erfandi yang juga hadir menyampaikan, PMII ke depan memiliki tantangan lebih berat karena pertarungan ideologi yang terjadi saat ini sudah mengarah ke pertarungan konstitusi, “Berapa banyak UU yang dilahirkan justru diskriminatif antara pendidikan umum dengan pendidikan pesantren yang notabene banyak melahirkan aktivis PMII,” katanya.
Contoh yang mendasar, kata Erfan, lahirnya UU Sisdiknas atau UU BHP yang justru menjadikan anak petani miskin sulit untuk bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi favorit di Indonesia. “Ini harus kita perbaiki secara konstitusional untuk kesamaan posisi kita ke depan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Abdul Manan dilantik menjadi Ketua PMII Bangkalan menggantikan Helmi Fuad. Keduanya sam-sama dari Universitas Trunojoyo Negeri Madura. Serah terima jabatan langsung disaksikan Sekjend PB PMII dan Ketua PKC Jatim. (Red: Abdullah Alawi)