Bandung, NU Online
Dalam eksistensinya di bidang pengkaderan, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Syariah dan Hukum Komisariat UIN Sunan Gunung Djati Bandung melakukan sebuah trobosan baru dengan menggunakan sistem “Multi Level Strategi” dimana ketika ada satu orang dari tiap jurusan menjadi kader PMII, satu orang tersebut harus mengajak minimal 10 orang kader baru.
<>
Demikian diungkapkan Ahmad Yusuf, ketua rayon Syariah dan Hukum PMII UIN SGD Bandung dalam acara tasyakuran dan stafing pengurus baru, di Graha Pergerakan, Jalan Manisi, Bandung, Jawa Barat, Jum’at (10/01).
“Satu orang ini harus mampu mengakomodir tiap tiap kader baru dan mampu menumbuhkan loyalitas dan militansi terhadap PMII di rayon Syariah dan Hukum,” ujar Ahmad Yusuf yang juga sebagai mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jurusan Hukum Pidana Islam.
Tak hanya dalam sosial dan pengkaderan, lanjutnya, kader PMII pun harus berperan aktif dalam bidang perpolitikan kampus, yang mana kader PMII harus bisa menembus dan berperan aktif dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan (HIMA-J), Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEM-J) dan Senat Fakultas. “Kita buktikan bahwa kader PMII mampu menjadi ketua BEM-J, HIMA-J dan Senat Fakultas,” tegasnya.
Acara ini dilaksanakan sebagai rasa syukur terpilihnya kepemimpinan baru di rayon Syariah dan Hukum dan dalam acara ini membahas tentang penentuan staf–staf di kepengurusan dalam rayon ini, tak hanya kader rayon Syariah dan Hukum saja acara ini pun dihadiri oleh berbagai rayon–rayon yang tersebar di komisariat UIN Sunan Gunung Djati Bandung. (bakti habibie/mukafi niam)