Daerah

PWNU Jabar Sikapi Dampak Pembangunan Tol Cirebon-Cikampek

Selasa, 21 April 2015 | 23:30 WIB

Bandung, NU Online
Pembangunan jalan tol Cirebon hingga Cikampek, Jawa Barat, yang sedang digenjot penyelesaiannya sebelum Juli 2015 membuat sebagian pihak merasa senang. Sebab, perjalanan kendaraan melalui jalur Pantura Cirebon-Cikampek yang biasa memakan waktu 5 hingga 6 jam, melalui tol tersebut, akan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam.
<>
Namun di balik kegembiraan itu, menurut Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama PWNU Jawa Barat H Eman Suryaman, sejumlah dampak buruk juga perlu mendapat perhatian.

"Suatu malam dalam istirahat saat perjalanan dari Jakarta menuju Cirebon, saya berbincang dengan pedagang di pinggir jalan dari kelas masyarakat bawah. Mereka bilang siap-siap gulung tikar, karena dengan adanya jalan Tol Cikampek Palimanan itu mereka akan kehilangan pembeli," ujarnya kepada NU Online di Kantor PWNU Jabar, Bandung, Ahad (19/4).

"Buat saya NU Jawa Barat harus responsif terhadap hal ini untuk memberi perhatian pada warga pedagang, terutama pedagang kecil sepanjang jalur Pantura yang akan segera banyak kehilangan konsumen," paparnya prihatin.

Eman meminta Pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk sama-sama memikirkan nasib rakyat kecil. "Jangan sampai pembangunan itu menindas rakyat kecil. Dan karena itu mari pemerintah bisa duduk bersama-sama saling bermuyawarah dan mendegar serta merasakan perasaan mereka yang nanti kehilangan pekerjaan," pesannya.

Sebagai Ketua PWNU, Eman siap menjadi fasilitator antar-pemerintah yang terkait, termasuk menjadi pewadah untuk menampung aspirasi dari para pedagang.

Sementara ini Eman menggulirkan ide, sebagian dari pedagang yang masih ingin berdagang diberikan kesempatan di rest area. Jika mereka punya padangan mencari nafkah jenis lain bisa diberikan ruang misalnya berwirausaha, atau bertransmigrasi. "Musyawarahkan saja dan nanti ambil jalan yang terbaik untuk semua langkah," terangnya. (Yus Makmun/Mahbib)



Terkait