Jember, NU Online
Santri tidak hanya dituntut untuk mencari ilmu tapi juga harus paham tentang kewirausahaan. Sebab, ilmu tentang kewirausahaan merupakan tuntutan zaman yang tak terelakkan dewasa ini.
<>
Itulah yang mendasari digelarnya pelatihan singkat soal kewirausahaan bagi 812 santriwan/santriwati Pesantren Bustanul Ulum Al-Ghazali, Desa Dukuhdempok, Kecamatan Wuluhan, Rabu (25).
Menurut pengurus Pesantren Bustanul Ulum Al-Ghazali, Ust. Abdul Ghafur, seiring dengan kemajuan zaman dan kian ketatnya persaingan, pelatihan singkat tersebut sangat bagus dan bermanfaat bagi santri sebagai bekal di tengah-tengah kehidupan masyarakat kelak.
“Selain punya ilmu, santri juga punya keterampilan, itu bagus. Dia bisa mandiri kelak,” tukasnya.
Menurut Ust. Ghafur, santri yang mempunyai bekal keterampilan, ia mempunyai nilai lebih di masyarakat. Selain bisa mendidik masyarakat dengan ilmunya, ia juga bisa berwiraswasta dengan bekal keterampilannya.
“Jika keduanya berpadu, itu komplit. Ia akan jadi santri wiraswastawan yang amanah,” ucapnya.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Bustanul Ulum Al-Ghazali. KH Shiddiq dalam sambutannya menegaskan pentingnya santri menjadi seorang enterpreneur. Katanya, lebel santri akan menjadi pendorong bagi seorang enterpreneur untuk melakukan muamalah dengan baik dan benar.
“Sebaliknya, jiwa enterpreneur yang ada akan menjadi pendorong bagi santri untuk mengembangkan dirinya di dunia kewirausahaan. Rasulullah sendiri boleh dikata seorang enterprenuer juga,” jelasnya.
Pelatihan itu sendiri dihadiri oleh Head of Sales Area Indosat tapal kuda, Lutfi Zein yang sekaligus menjadi narasumber, serta beberapa nara sumber yang lain (aryudi a. razaq/mukafi niam)