Kota Banjar, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Jawa Barat mengingatkan para santri akan bahaya gawai. Keberadaan handphone (hp) yang juga disebut telepon pintar maupun smartphone justru akan berdampak buruk, khususnya bagi mereka yang masih berstatus santri.
"HP adalah sam’un qotilun yaitu upas yang membunuh kecerdasan," kata KH Munawwir Abdirrahim, Kamis (6/9).
Karena itu dirinya sangat melarang bagi siapa saja yang tengah belajar untuk menjauhi menggunakan hp. "Jika sedang belajar, tidak boleh memegang HP," tegasnya.
Pernyataan tersebut disampaikannya pada acara tahlil akbar syukuran khataman bil ghaib 30 juz di pesantren setempat.
Kendati demikian, penggunaan hp bisa dibenarkan bagi kalangan yang sudah merampungkan studi atau sarjana. “Kalau sudah sarjana, baru boleh punya, boleh pegang hp dua puluh juga boleh. Tiga di tangan kiri, tiga di saku, di sini, di sini,” katanya sambil menunjukan saku baju dan celana.
Pada kesempatan tersebut, Abah Munawir, sapaan akrabnya mengatakan bahwa banyak manfaat yang dapat diambil dari kitab suci umat Islam tersebut. "Al-Qur'an merupakan penyembuh bagi penyakit zahir maupun batin," ungkapnya.
Karena itu, di hadapan para undangan, ia mempersilakan para santri untuk mempraktikkan manfaat dari Al-Qur’an tersebut. “Anda sakit, tiupkan doa ke air putih, maka akan sembuh. Demikian juga dibacakan Al-Qur'an juga pasti sembuh," jelasnya.
Abah Munawir turut memastikan bahwa banyak keistimewaan yang diraih bagi mereka yang menghafal kalam ilahi ini. "Hafidz Al-Qur'an merupakan keluarga Allah SWT. Ditanggung jawabi dan dijaga oleh yang mempunyai Al-Qur'an yaitu Allah SWT,” paparnya.
Acara ini merupakan salah satu rangkaian Muharaman 1440 H, haul KH Abdurrahim ke-21, haflah khatmil Qur'an wakutubus salafiyah angkatan ke-58, Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar. Pembukaannya akan dilaksanakan saat awal Muharram mendatang.
Usai mauidhah, acara dilanjutkan tahlil akbar. "Khataman ini pahalanya kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, guru-guru kita, simbah Mufid Mas'ud dan simbah Munawwir Krapyak Yogyakarta guru sanad Al-Qur'an, dan keluarga para khatimin dan khatimat yang telah meninggal dunia," tandasnya.
Setelah doa, acara dilanjutkan dengan musafahah atau bersalaman bersama para pengasuh dan puluhan wali santri. Kegiatan syukuran diawali dengan doa Al-Qur’an bersama ratusan dan puluhan wali santri khatimin khatimat bilghaib 30 juz. (Siti Aisyah/Ibnu Nawawi)