Kudus, NU Online
Umat Islam harus mampu menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk kepentingan dunia dan akhirat secara seimbang. Dengan keseimbangan itu dimungkinkan setiap tindak-tanduk seseorang bisa bernilai ibadah.
<>
KH Mashud Siraj menerangkan, Imam Ghazali telah memberikan keteladanan membagi hidupnya menjadi tiga waktu dalam sehari. Yakni, sepertiga (8 jam) waktunya masing-masing untuk ibadah, istirahat dan bekerja.
“Kita hidup ini untuk kepentingan dunia dan akhirat. Makanya yang kita lakukan seperti kerja maupun amalan baik lainnya harus selalu diniati ibadah,” katanya saat berceramah pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Kota di Aula Kantor NU Jl Pramuka 20 Kudus, Ahad pagi (2/2).
Dalam acara yang dikemas selapan Ahad pahing ini, KH Mashud juga menekankan pentingnya memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Dijelaskan, setiap orang yang memperingati Maulid Nabi sebagai bentuk cinta kepadanya. “Orang yang mencintai Nabi akan memperoleh syafaatnya dan bisa masuk surga bersamanya,” terang KH Mashud.
Nabi Muhammad, kata dia, adalah figur publik dan tokoh reformis dunia yang mampu mengubah kebodohan menjadi zaman keislaman. Nabi mempunyai sikap selalu menerima kondisi lingkungannya dan mempunyai semangat berjuang mencerdaskan ummatnya.
“Kita sebagai umatnya, wajib meneladani sikap dan perilaku Nabi Muhammad,” ajak Pengurus Lembaga Dakwah NU Kudus in. (Qomarul Adib/Abdullah Alawi)