Hiruk pikuk menuju pemilihan umum (Pemilu) 2009 sudah menggeliat. Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jateng baru-baru ini mengadakan kunjungan silaturahim ke kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng di Jl Dr Cipto, Semarang.
Kedatangan KPU ke PWNU Jateng itu berkaitan dengan sosialisasi Pemilu 2009. ”Kami berharap agar PWNU Jateng turut serta menyampaikan informasi tentang pemilu kepada para konstituen atau pemilih, khususnya warga Nahdliyin,” kata Ketua KPUD Jateng Ida Budhiati.<>
Rombongan KPU Jateng diterima Ketua PWNU Drs H Mohammad Adnan MA, didampingi Katib Syuriyah KH Ubaidillah Shodaqoh, Wakil Bendahara Drs H Amiq Mukhlisin SH dan beberapa pengurus lain. Demikian dilaporkan kontributor NU Online Rosidi.
Kedatangan KPU ke PWNU Jateng itu berkaitan dengan sosialisasi Pemilu 2009. ”Kami berharap agar PWNU Jateng turut serta menyampaikan informasi tentang pemilu kepada para konstituen atau pemilih, khususnya warga Nahdliyin,” kata Ida.
Mengapa PWNU? Menurut Ida, keberadaan PWNU di Jateng sangat penting. Ini karena NU merupakan ormas terbesar di Indonesia. Dengan peran serta ormas ini diharapkan pemilu bisa bertambah sukses. “Untuk itulah, kami sangat mengharapkan peran serta PWNU dalam sosialisasi Pemilu 2009 ini.”
Hal lain, menurut Ida, mengapa sosialisasi Pemilu ini menjadi penting untuk mensukseskan Pemilu yang akan datang, adalah adanya sikap pragmatisme pemilih serta perubahan tata cara pemberian suara dari mencoblos menjadi mencentang.
Ketua PWNU Mohammad Adnan menanggapi permintaan KPUD jateng terkain peran sertanya dalam sosialisasi Pemilu 2009, menyatakan terima kasih atas kunjungan dan kepercayaan yang diberikan. Adnan mengatakan, bahwa warga NU wajib menggunakan hak pilihnya.
”Berdasarkan hasil Muktamar NU, maka wajib bagi warga nahdliyyin untuk menggunakan hak pilihnya dengan penuh tanggung jawab dan bermartabat,” katanya.
Dosen Undip ini juga menyarankan agar persoalan tinta warna untuk mencentang diperhatikan, seiring dengan perubahan cara memilih dari mencoblos menjadi mencentang.
“Persoalan tinta ini sangat penting diperhatikan karena jumlah parpol peserta Pemilu 2009 sangat banyak dengan warna gambar parpol yang sangat beragam. Jika ini tidak dipikirkan sejak awal, bisa menjadi masalah serius di kemudian hari,” tegasnya. (nam)