Tari Sigeh Pengunten Meriahkan Wisuda Madrasah NU di Bandar Lampung
Kamis, 14 Mei 2015 | 04:01 WIB
Bandar Lampung, NU Online
Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) NU Tanjungkarang, Bandar Lampung, menyelenggarakan acara Haflah Akhirussanah atau wisuda siswa kelas IX dan XII, Rabu (13/5), setelah sebelumnya dilaksanakan Ujian Nasional MTs pada 4 Mei 2015 dan MA pada 13 April 2015.
<>
Usai pembacaan ayat al-Qur’an dan Lagu Indonesia Raya, acara tahunan tersebut dimeriahkan berbagai penampilan oleh para siswa, di antaranya Tari Sigeh Pengunten yang manjadi tarian khas Lampung. Tarian ini biasa ditampilkan saat menyambut tamu penting.
Selain tari, pada kesempatan itu juga dihadirkan penampilan hadrah dan shalawat madrasah persembahan dari anggota pramuka Madrasah, pidato tiga bahasa dan Khotbah Iftitah, serta persembahan lainnya dari kreativitas siswa-siswi MTs-MA NU Tanjungkarang.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 700 hadirin yang terdiri dari Pengawas Kemenag Kota Bandar Lampung, beberapa kepala sekolah sekitar, para wali murid, alumni, dan tokoh masyarakat Tanjungkarang. Mereka memadati lokasi acara di madrasah yang berada di tengah Kota Bandar Lampung itu.
MTs-MA NU Tanjungkarang dikelola sepenuhnya sejak tahun 1980 di bawah Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Ma’arif Lampung. Selain pendidikan formal, yayasan ini juga mengembangkan pendidikan nonformal, yakni PAUD Harapan Ma’arif dan Pondok Pesantren Marfa’atuddiniyah Al Islamiyah.
Ketua Yayasan, KH. Hafidhuddin Hanif dalam acara tersebut mengatakan, “Madrasah harus dapat menjadi wadah yang mampu mendidik anak agar dapat menjadi siswa masa depan dengan modal pinter, bener dan kober sebagai idealisme pendidikan.
“Pinter artinya menguasai Iptek yang didasari Imtaq, bener artinya menyandarkan pola tingkah dzohir dan bathin kepada ajaran agama dan sanggup melaksanakan kejujuran, amanah, janji, sikap tolong menolong, dan amar ma’ruf nahi munkar dan kober artinya peduli pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, yakni dapat menjadi teladan, mentaati tata tertib dan nasihat guru, dan di tengah arus globalisasi siswa dapat menjaga iman dan taqwa sebagai benteng diri,” pesannya. (Azkiya Maisari/Mahbib)