Daerah

Tempaan Santri di Pesantren Harus Didukung Perhatian Orang Tua

Sabtu, 15 Juli 2017 | 22:01 WIB

Jombang, NU Online
Tempaan selama di pesantren akan semakin kuat kalau saat di rumah, para orang tua turut memberikan perhatian. Hal itu agar ada kesinambungan, sehingga pembinaan terus berlanjut.

"Saat di pesantren dan madrasah, para santri maupun peserta didik ditempa dengan jadwal yang demikian padat. Akan sangat disayangkan bila kesempatan saat pulang di rumah ternyata orang tua tidak memberikan perhatian yang sepadan," kata Ustadz Faizun, Sabtu (15/7).

Hal tersebebut disampaikan Kepala Madrasah Aliyah Unggulan KH Abdul Wahab Hasbulloh (MAU WH) Tambakberas Jombang Jawa Timur ini pada Silaturahim dan Halal Bihalal Wali Peserta Didik di madrasah setempat.
 
Alumnus pasca sarjana Universitas Islam Malang (Unisma) tersebut menyampaikan bahwa saat di pesantren hingga di lembaga pendidikan formal, kegiatan harian para santri demikian padat. "Dari mulai bangun tidur hingga tidur kembali, seluruhnya diisi dengan kegiatan yang demikian padat dan tentunya bermanfaat," kata Ustadz Faiz, sapaan akrabnya.
 
Dalam pandangan Sekretaris PC Lembaga Takmir Masjid NU Jombang tersebut, nyaris tidak ada aktifitas harian yang luput dari perhatian pengurus dan pengelola lembaga pendidikan formal di pesantren. "Bahkan kalau mereka terlambat shalat jamaah saja, akan ada sanksi yang diberikan," ungkapnya.
 
Pembentukan karakter yang telah dilakukan sekian lama tersebut akan sia-sia kalau saat di rumah tidak juga diawasi oleh orang tua. "Jangan kemudian lantaran alasan liburan, para peserta didik dan santri dibiarkan tanpa pengawasan," harapnya. Justru di sinilah peran orang tua sangat diharapkan sehingga tempaan saat di madrasah dan pesantren dapat berkesinambungan, lanjutnya.
 
Adanya sejumlah santri yang kemudian tidak betah di pesantren, antara lain karena orang tua tidak memberikan perhatian secara seksama. "Di rumah mereka merasa bebas lantaran para wali santri memberikan kebebasan yang sangat longgar," ulasnya.
 
Sejumlah fasilitas yang diberikan kepada anak kala di rumah, dari penggunaan smartphone, menikmati tayangan televisi dan sarana hiburan lainnya secara tanpa batas adalah tindakan tidak dibenarkan. "Itu terlalu memanjakan dan akan merusak bentukan karakter yang dibangun ketika di pesantren," terangnya.
 
Ustadz Faiz mengajak peran aktif orang tua untuk turut bersama-sama menjaga tempaan yang telah dilakukan saat di pesantren. Caranya dengan mengajak mereka tetap disiplin dan menjaga rutinitas yang telah dilakukan selama berada di pondok.

"Mengawasi dan mendidik para santri dan siswa saat di pesantren dan madrasah adalah tugas kami, sedangkan ketika di rumah adalah tugas orang tua," pungkasnya. (Ibnu Nawawi/Fathoni)


Terkait