Daerah

Tim Medis Pastikan Penyakit Santri Lirboyo Bukan Chikungunya

Senin, 26 Februari 2007 | 15:05 WIB

Kediri, NU Online
Koordinator tim medis Rumah Sakit (RS) Lirboyo dr Syamsul Azhar, SpPD memastikan penyakit yang diderita ratusan santri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, bukanlah chikungunya.

"Hasil diagonosis sementara kami pada beberapa orang santri menyatakan, penyakit yang diderita hanyalah demam biasa, bukan chikungunya," ujarnya di Kediri, Senin.

<>

Menurut dia, kendati sebagian santri mengalami ngilu pada persendian, tapi bukan berarti mereka terkena wabah penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebarkan nyamuk "aedes aigypti".

"Ngilu pada persendian itu sudah umum bagi penderita demam dan panas tinggi. Jadi ngilu itu bukan mesti layak disebut sebagai gejala chikungunya," kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Kediri itu.

Syamsul Azhar menyebutkan beberapa gejala chikungunya, diantaranya nyeri dan bengkak pada sendi-sendi kecil (artretis) yang berpindah-pindah, nyeri hebat pada kepala, mata merah, dan mengalami "photo phobia" atau mata terasa sakit berlebihan jika terkena cahaya.

Penyakit chikungnya hampir sama dengan demam berdarah, yakni selain disebarkan oleh nyamuk aedes aigypti, kedua penyakit tersebut tergolong jenis penyakit mematikan. Namun penderita chikungunya tidak disertai dengan pendarahan seperti penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh virus "dengue".

"Sementara tanda-tanda yang mengarah pada chikungunya sama sekali tidak kami temukan. Dan kalau sampai di Lirboyo ini ada sepuluh kasus saja, sudah bisa dijadikan KLB (Kejadian Luar Biasa)," ujar Ketua Dewan Pembina RS Lirboyo itu.

Pernyataan Syamsul Azhar sekaligus untuk membantah pernyataan  Kepala Madrasah Hidayatul Mubtadi’in Ponpes Lirboyo KH Atho’illah bahwa ratusan santrinya banyak yang terkena chikungunya.

Bahkan dengan maraknya wabah itu, para santri diwajibkan mengikuti ritual khusus sejak Minggu (25/2) dinihari lalu. Sedang para santri yang sakit banyak yang meninggalkan ponpes untuk kemudian pulang ke kampung halamannya masing-masing.

Sementara itu data di RS Lirboyo menyebutkan, sampai sekarang jumlah pasien suspect DBD tercatat mencapai lima orang. Dari lima orang pasien DBD yang rawat inap di RS Lirboyo, tiga diantaranya adalah kalangan santri Ponpes Liboyo, sedangkan dua sisanya warga masyarakat umum. (ant/mad)


Terkait