Brebes, NU Online
Tradisi menulis di kalangan santri harus dilestarikan, karena peradaban dunia akan diawetkan oleh para penulis. Bila tidak ada penulisnya, maka peradaban indah yang dimiliki santri dan pesantren akan hilang ditelan zaman.<>
Demikian disampaikan Maestro Pelestari Budaya Pantura Drs Atmo Tan Sidik usai menjadi juri pada Lomba Karya Tulis Ilmiah bagi Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) dan Penghulu se Kabupaten Brebes, di Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Brebes, Rabu (25/3).
Kelestarian tulisan telah dilakukan para perawi hadits, penulis mushof Al Quran, dan kitab-kitab tafsir para ulama besar. “Karya-karya para ulama besar telah membumikan peradaban dunia ini sehngga nilai pembelajarannya bisa kita petik hingga sekarang,” kata Atmo yang juga Ketua Lesbumi NU Kota Tegal dan Wakil Ketua Kabag Humas se-Jateng.
Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Kasi Bimas Islam) Drs H Imam Gozali MPdI menjelaskan, lomba karya ilmiah diikuti 17 peserta yang mewakili KUA Se Kab Brebes. Lomba tersebut digelar setiap tahun sebagai upaya menggali potensi penulis berbasis santri.
“Kepala KUA dan Penghulu semua berbasis santri, jadi kami ingin melihat sejauh mana kemampuan mereka dalam budaya literasi,” kata Gozali.
Penjurian yang dilakukan oleh Drs Atmo Tan Sidik, Dr Mad Sholeh MSi (Dosen STAI Brebes) dan Drs H Imam Gozali MPdI. Setelah melalui tahapan penilaian dan presentasi, akhirnya H Akhmad Syaifudin dari KUA Bajarharjo dengan judul karya tulis Pelayanan Nikah Berbasis Teknologi Informasi meraih juara pertama dengan nilai 235.
Juara 2 diraih Tobiin MSi dari KUA Bantarkawung dengan judul Pernikahan Siri dan Filosofi Syariah (230) dan juara 3 Muhammad Lutfi SAg dari KUA Paguyangan, judul karya Pembinaan akhlak melalui optimalisasi melalui gerakan Keluarga Sakinah (225).
Pemenang pertama, lanjutnya, akan diikutsertakan dalam lomba yang sama di tingkat Provinsi yang pelaksanaanya bulan Mei 2015. (Wasdiun/Fathoni)