Demak, NU Online
Generasi Muslim di Nusantara diharapkan jangan minder pada generasi Muslim Arab, karena sangat banyak ulama asal nusantara sejak lahir berbahasa Jawa, namun karya-karyanya diakui oleh dunia internasional.
Demikian dituturkan oleh Wakil Katib PWNU Jateng, KH Nasrulloh Afandi (Gus Nasrul) di acara haul ke-11 Kiai Azhari, Krandenan Kenduren Wedung Demak, Rabu (23/1).
"Ulama-ulama besar nahwu sorof (tata bahasa Arab) seperti Imam Ash-Shonhaji mengarang kitab nahwu sangat terkenal aJ-Jurmiyyah, yang hingga kini menjadi rujukan Ilmu Nahwu tingkat dasar seluruh dunia. Ia berasal dari pinggiran bagian negara Maroko, dari Suku ash-Shonhaj yang merupakan bagian dari Suku Al-Jurrumy, yang kemudian kitab tersebut dinamakan kitab Aj-Jurumiyyah, bahasa asli beliau, bukanlah bahasa Arab," tutur alumni Pesantren Lirboyo Kediri itu.
Bahkan kitab Al-Fiyyah Ibnu Malik, lanjut Gus Nasrul, yang diakui kitab ilmu Nahwu Sorof terbaik sepanjang jaman yang hingga kini belum tertandingi. Sejarah mencacat beliau Imam Ibnu Malik pengarang kitab tersebut adalah keturunan dan kelahiran Andalusia Spanyol.
"Oleh karenanya, di akhir nama beliau tertulis al-Andalusy dari Bahasa Arab, diambil dari kata Andalusia Spanyol tanah kelahiranya," tutur kiai muda yang juga masuk jajaran Khatib Jumat Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) itu.
Dunia pun mengakui, Imam Nawawi putra Banten, karya-karyanya dalam bahasa Arab beredar seluruh dunia. Jumlahnya lebih dari seratus, dengan berbagai disiplin keilmuan, tasawuf, fikih, dan lainnya.
Kemudian, ada juga Syeikh Ihsan Jampes Kediri, selain sejumlah kitab karyanya yang berabahasa Arab yang beredar seluruh dunia, juga dengan magnum opusnya kitab Siraj ath- Thalibin, syarah kitab Minhaj al-Abidin karya Imam Ghazali, yang banyak dijadikan rujukan oleh akademisi di negara-negara Arab dan negara bagian Timut Tengah.
"Dan sejumlah ulama besar asal Nusantara lainnya, seperti Syeikh Yasin al-Padani dan lainnya yang karya-karyanya juga dalam bahasa Arab beredar luas di berbagai penjuru dunia dan diakui oleh para ilmuwan Muslim atau ulama kelas duni," tututur kiai muda Pesantren Balekambang Jepara ini.
Menurutnya sudah semestinya generasi Muslim Nusantara, meski berasal dari suku yang bukan berbahasa Arab, untuk optimis akan mampu bersaing mewarnai gelangggang keilmuan Islam di tingkat internasional, yang mayoritas bersumber referensi berbahasa Arab itu.
Pada kesempatan tersebut, Gus Rojih Ubab Maimun Zuber, cucu Kiai Maimun Zuber dari Pesantren Sarang Rembang mengatakan betapa pentingnya masyarakat untuk sering berkumpul dengan orang-orang shaleh. "Agar tercipta akhlakul karimah di tengah masyarakat," ujarnya. (Red: Kendi Setiawan)