Nasional

Balita di Sukabumi Meninggal Dipenuhi Cacing, DPR Tekankan Pentingnya Peran Posyandu dan RT/RW

NU Online  ·  Kamis, 21 Agustus 2025 | 15:15 WIB

Balita di Sukabumi Meninggal Dipenuhi Cacing, DPR Tekankan Pentingnya Peran Posyandu dan RT/RW

Ketua DPR Puan Maharani saat menyampaikan keterangan dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Kamis (21/8/2025).

Jakarta, NU Online

Meninggalnya balita berusia empat tahun di Sukabumi, Jawa Barat, meninggal setelah tubuhnya dipenuhi cacing. Peristiwa ini menjadi sorotan publik setelah video penanganan medis terhadap korban viral di media sosial.


Merespons peristiwa itu, Ketua DPR RI Puan Maharani menekankan pentingnya peran aktif posyandu serta RT/RW dalam pemantauan kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak.


Puan menyatakan bahwa kasus ini harus menjadi alarm bagi seluruh pihak, mulai dari pemerintah daerah, posyandu, hingga ketua RT/RW, agar lebih proaktif dalam meninjau kondisi warga.


"Kami berharap tim-tim posyandu yang masih ada di setiap desa dan kelurahan bisa lebih proaktif untuk meninjau dan melihat kondisi warganya. Kalau memang ada yang membutuhkan cek kesehatan, seharusnya bisa segera ditindaklanjuti. Ketua RT dan RW di wilayah tersebut juga harus berperan aktif," kata Puan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (21/8/2025).


Menurut Puan, pelayanan kesehatan dasar di tingkat masyarakat seharusnya menjadi garda terdepan untuk mencegah kasus serupa. Jika ada warga yang menunjukkan tanda-tanda sakit atau kondisi yang membutuhkan perhatian medis, maka RT/RW bersama posyandu dan pemerintah desa harus segera melaporkan agar bisa ditangani oleh Puskesmas maupun dinas kesehatan setempat.


"Jadi kita proaktiflah sama-sama mendorong jangan sampai hal seperti ini terulang kembali. Kalau memang diperlukan kartu BPJS, harus segera dilaporkan ke pemerintah atau pemdes setempat supaya masyarakat mendapatkan hak kesehatannya," tegasnya.


Puan juga menyoroti program bantuan sosial (bansos) yang dinilai belum sepenuhnya menyentuh masyarakat yang membutuhkan. Faktor kerentanan sosial-ekonomi dapat membuat kasus kesehatan anak luput dari perhatian.


"Ini juga menjadi satu hal yang harus kita evaluasi bersama, bahwa mungkin masih ada di wilayah tertentu program-program sosial yang seharusnya didapatkan rakyat, tapi belum sampai. Jadi Ketua RT, Ketua RW, posyandu, Pemda, semua saya harapkan lebih proaktif untuk melihat rakyatnya," jelas Puan.


Ia menambahkan, evaluasi terhadap pelaksanaan program sosial penting agar tidak ada warga yang terabaikan, terutama anak-anak dari keluarga miskin. Dengan pemetaan yang jelas di tingkat desa dan kelurahan, program pemerintah bisa lebih tepat sasaran.


Puan menegaskan, kerja sama lintas sektor menjadi kunci pencegahan kasus serupa. Posyandu sebagai basis kesehatan masyarakat, RT/RW sebagai ujung tombak informasi sosial, serta pemda dan pemerintah pusat sebagai penyedia layanan, perlu membangun koordinasi yang lebih baik.


"Ini menjadi tanggung jawab kita semua. Jangan sampai ada anak-anak bangsa yang kehilangan nyawa hanya karena masalah kesehatan yang seharusnya bisa dicegah sejak dini," ujar Puan.


Ia mendorong masyarakat untuk tidak ragu melaporkan kondisi kesehatan warganya kepada aparat setempat.


"Kalau kita peduli dengan lingkungan terdekat, insyaallah kasus-kasus tragis seperti di Sukabumi tidak akan terulang lagi," pungkasnya.


Sebelumnya, balita bernama Raya berusia empat tahun tersebut meninggal dunia dalam kondisi mengerikan, penuh dengan cacing. Pemeriksaan medis menemukan cacing yang menggerogoti tubuhnya sudah lama bersarang, bahkan telur cacing juga ditemukan di dalam otaknya. Kondisi ini diduga kuat disebabkan oleh kebiasaan Raya bermain di bawah rumah panggung orang tuanya yang kotor, di antara kandang ayam.