Humor

Nikmatnya Jadi Orang NU

Ahad, 16 September 2018 | 11:30 WIB

Nikmatnya Jadi Orang NU

Kenduri (Foto: Ist.)

Kebiasaan mengundang jamaah untuk doa bersama sudah menjadi budaya warga NU. Biasanya setelah doa bersama yang biasa dinamakan kenduri, para jamaah membawa pulang makanan khas yang dinamakan berkat.

Dinamakan berkat karena berharap apa yang dilakukan dan makanan yang disedekahkan akan menjadi berkah bagi pengundang maupun yang diundang. Tak heran jika ada pernyataan menilai bahwa warga NU yang sudah sukses dalam kehidupan tidak lepas dari jasa nasi berkat yang ia makan sejak ia kecil.

Terkait kebiasaan kenduri ini suatu hari usai shalat Ashar, Pak Kaum Ahmad bediri di depan para jamaah yang memenuhi mushala tua disamping rumahnya. Dengan suara pelan penuh wibawa, namun terdengar oleh seluruh jamaah, ia mengumumkan kepada jamaah bahwa nanti malam akan ada dua kegiatan kenduri dilingkungannya.

Tampak para jamaah mendengarkan satu-persatu kalimat yang disampaikan oleh Pak Kaum yang sudah lebih dari 25 tahun mengabdi ikhlas demi warga mulai dari menikahkan warga sampai dengan mengurusi jenazah ini.

Belum sampai Pak Kaum menyampaikan inti dari apa yang disampaikan, batuknya menghentikan kalimatnya dan menggema di ruangan Mushala. Jamaah pun merasa penasaran. Dua kegiatan kenduri apa yang akan dilaksanakan nanti malam.

“Bapak-Bapak nanti habis maghrib dan habis Isya, kita mendapat undangan dari jamaah kita. Mudah-mudahan kita diberi kesempatan dan kesehatan untuk hadir,” jelasnya sambil memperbaiki letak surban hijau di pundaknya.

Salah satu jamaah spontan bertanya kepada Pak Kaum tentang undangan kenduri apa dan dari siapa nanti malam. “Maaf Pak Kaum, undangan kenduri apa dan dari siapa?,” tanya jamaah yang nampak kurang sabar menunggu pengumuman dari Pak Kaum.

“Nanti malam habis Maghrib dan Isya kita diundang kenduri Syukuran di tempat Pak Slamet dan Slametan di tempat Pak Syukur,” jawabnya seraya menutup pengumumannya dengan salam. (Muhammad Faizin)


Terkait