Humor

Surga Buruh Tambak Udang

Ahad, 25 Maret 2018 | 23:30 WIB

KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Moeslim Abdurrahman adalah sahabat karib dalam diskusi, progresivitas pemikiran, dan gerakan sosial.

Suatu ketika, duo Abdurrahman ini sedang duduk santai membincang segala hal secara acak perihal kehidupan sehari.

Moeslim Abdurrahman memulai cerita dengan mengeluarkan kegelisahan mengenai para haji pemilik (tuan) tambak udang beserta buruhnya.

“Gus, para haji pemilik tambak udang itu bisa subuhan dan jamaah tiap pagi. Sementara buruh tambak mereka harus kerja keras,” ucap Moeslim.

“Lalu kenapa, kang?” Gus Dur menanggapi balik.

“Boro-boro buruh tambak udang jamaah subuh, mau shalat sendiri aja enggak sempet karena harus mengurus tambak,” lanjut Moeslim menjelaskan.

“Terus persoalannya di mana, kang?” Gus Dur kembali ingin menegaskan arah pembicaraan Moeslim.

“Lah, nanti kan para haji itu masuk surga karena rajin shalat dan berjamaah. Lantas, bagaimana nasib para buruh tambak udang itu, apa bisa masuk surga, Gus?” tanya Moeslim.

“Ya bisa, surganya udang,” seloroh Gus Dur. (Fathoni)

Kisah ini disarikan dari buku “Gus Durku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita” karya Muhammad AS Hikam (2013).


Terkait