Internasional

Cerita Wakil Ketua PCINU Malaysia Bertemu Mahasiswa Uighur

Jumat, 21 Desember 2018 | 17:00 WIB

Cerita Wakil Ketua PCINU Malaysia Bertemu Mahasiswa Uighur

Wakil Ketua PCINU Malaysia, Muhammad Taufiq (tengah)

Jakarta, NU Online
Wakil Ketua PCINU Malaysia, Muhammad Taufiq menceritakan dirinya pernah bertemu mahasiswa Uighur. Pertemuan tersebut terjadi pada bulan Oktober 2018, saat menjadi narasumber di 6th International Prophetic Heritage Conference dengan tema Prophetic Towards Global Peace and Harmony.

Pada pertemuan di International University for Renewal, Istanbul Turki, menurut Taufiq, dirinya mempresentasikan tentang NU dan Implementasi Piagam Madinah di Indonesia.

"Ada satu mahasiwa Uighur menyampaikan kekaguman tentang perjuangan para ulama NU mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang beragam, mengimplemintasikan Piagam Madinah dalam filsafat dan dasar negara, hidup penuh toleransi antar umat beragama dan bisa menyatukan perbedaan," ujarnya dihubungi dari Jakarta, Jumat (21/12) malam.

Mahasiswa Uighur tersebut, lanjutnya, bertanya tentang konsep jihad NU dalam mempertahankan kemerdekaan dan cara mewujudkan toleransi antarumat beragama.

Selain itu, setelah konferensi, Syekh Anwar Mahmoud Bayoumi, guru besar Universitas Al-Azhar mengajak Taufiq dan mahasiswa Uighur untuk berbicara tentang kondisi Uighur. Menurut Mahasiswa Uighur, pada zaman khilafah Turki Ustmani, Suku Uighur masuk wilayah Negara Turkistan.

"Mereka hidup berdaulat dan makmur. Namun semenjak Turki Ustmani runtuh, mereka dijajah China dan menjadi bagian provinsi Xianjing. Mereka bercerita tekanan yang luar biasa dari Pemerintah China kepada umat Muslim Uighur," lanjut Ketua Forum Kandidat Doktor Malaysia ini.

Mahasiswa Uighur tersebut juga menyatakan permasalahan di Uighur sangat kompleks. Pemerintah China terkesan pilih kasih, karena umat Muslim China lainnya bisa leluasa beribadah. Berbeda dengan perlakuan Pemerintah China terhadap Muslim Uighur yang penuh tekanan dan tidak ada toleransi beragama.

"Mereka sangat mengharapkan peran PBNU sebagai organisasi Muslim terbesar di dunia dan bantuan Pemerintah Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia," pungkas Taufiq. (Kendi Setiawan)


Terkait