Ke Mana Ratusan Juta Kerikil Hasil Lontar Jumrah Jamaah Haji?
Ahad, 8 Juni 2025 | 18:00 WIB
Makkah, NU Online
Salah satu ritual wajib haji adalah melontar jumrah, yaitu jumrah ula, wustha, dan aqabah di Jamarat, Mina, Arab Saudi. Ritual tersebut dilaksanakan pada 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah setelah jamaah haji mabit di Muzdalifah.
Pada 10 Dzulhijjah atau momen Idul Adha, jamaah haji hanya melempar jumrah aqabah kemudian dilanjut tahalul awal. Lemparan dilakukan sebanyak 7 kerikil yang diambil jamaah di Muzdalifah saat mabit.
Jamaah lanjut melempar jumrah pada 11 Dzulhijjah di tiga titik yaitu ula, wustha, dan aqabah masing-masing 7 kerikil. Jamaah melaksanakan lemparan yang sama pada 12 Dzulhijjah.
Bagi jamaah yang mengambil nafar awal, mereka menyelesaikan ritual lempar jumrah pada 12 Dzulhijjah. Sementara jamaah haji yang mengambil nafar tsani akan menyelesaikan lemparan jumrah pada 13 Dzulhijjah.
Rata‑rata tiap jamaah melempar 49 kerikil selama tiga hari (nafar awal) dan bisa meningkat hingga 70 kerikil bila ditambah hari keempat (nafar tsani).
Lempar jumrah pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah atau hari tasyrik masing-masing 7 kerikil. Bagi jamaah haji yang ingin mengambil waktu afdhal, mereka akan melempar jumrah pada siang hari bakda zuhur.
Namun, untuk jamaah haji Indonesia dijadwalkan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk melempar jumrah pada pukul 04.00-10.00 WAS untuk menghindari desak-desakan dengan jamaah haji luar negeri yang badannya besar-besar.
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi merilis jumlah total jamaah haji tahun 2025 sebanyak 1.673.230 orang.
Jumlah tersebut terdiri dari jamaah haji dari luar kerajaan sebanyak 1.506.576 orang dan jamaah haji dari dalam kerajaan atau undangan kerajaan Arab Saudi sebanyak 166.654 orang.
Adapun jamaah haji laki-laki sebanyak 877.841 orang, sedangkan jamaah haji perempuan sebanyak 795.389 orang.
Dari jumlah total jamaah haji dari seluruh dunia tersebut, bisa dihitung jumlah kerikil yang dihasilkan dari lontar jumrah selama tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Jika diasumsikan seluruh jamaah haji dari seluruh dunia mengambil nafar awal, maka kerikil yang dihasilkan sebanyak 81.988.270 kerikil. Namun jika diasumsikan seluruh jamaah haji mengambil nafar tsani, maka kerikil yang dihasilkan sebanyak 117.125.100 kerikil.
Lantas, dikemanakan ratusan juta kerikil tersebut? Kerikil bekas lempar jumrah yang dilemparkan jamaah haji jatuh ke ruang bawah tanah yang memiliki kedalaman hingga 15 meter di masing-masing pilar yaitu ula, wustha, dan aqabah.
Melansir dari Arab News, kerikil menjalani proses sieving (penyaringan) dan pencucian menyeluruh untuk menghilangkan debu sebelum disterilkan dan disimpan. Selain dicuci, kerikil juga disemprot disinfektan untuk menjaga kebersihan maksimal.
Kerikil yang sudah bersih dikumpulkan di fasilitas penyimpanan oleh kendaraan khusus sebelum didistribusikan. Untuk musim haji berikutnya, sebanyak lebih dari 80.000 karung kerikil disebar di lebih dari 300 titik sepanjang rute Muzdalifah hingga jembatan Jamarat.
Pengolahan ini menunjukkan sistem waste to resource yang cermat dan berkelanjutan. Kerikil yang dibersihkan dapat digunakan lagi. Proses ini mengurangi kebutuhan material baru dan mengoptimalkan logistik berskala besar.