Istanbul, NU Online
Jurnalis asal Arab Saudi Jamal Khashoggi dibunuh di gedung Konsulat Saudi di Istanbul Turki pada 2 Oktober lalu. Kasus tersebut kemudian terus menjadi perhatian dunia.
Banyak fakta-fakta yang ditemukan setelah kasus tersebut berlalu dua bulan lebih. Diantaranya adalah Khashoggi ditawari minum secangkir teh sebelum dibunuh, diberi obat bius, dibunuh, dan dimutilasi. Demikian laporan dari The Washington Post via Daily Mirror pada Ahad (23/12).
Dalam laporan itu, seorang anggota tim –yang dikirim untuk membunuh Khashoggi- mengatakan bahwa dia akan kembali ke Saudi. Ketika itu, Khashoggi khawatir. Dia curiga akan dibius dan diculik.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa tim pembunuh yang dikirim Saudi untuk Khashoggi membawa jarum suntik dengan isi obat penenang yang cukup mematikan.
Menurut laporan yang didasarkan pada pembicaraan para pejabat anonim terkait dengan rekaman yang didapat intelijen Turki tersebut, Khashoggi mengalami penderitaan fisik. Nafasnya menjadi terengah-engah. Lalu kemudian tidak ada suara.
Yang lebih mengerikan, lanjut laporan itu, terdengar suara mesin listri seperti gergaji yang digunakan untuk memotong-motong jenazah Khashoggi. Terkait hal ini, Saudi membantah bahwa tim pembunuh tidak menggunakan gergaji, akan tetapi memakai alat yang ditemukan di Konsulat.
Sebagaimana diketahui, hingga hari ini jenazah Khashoggi tidak diketahui dimana keberadaannya.
Khashoggi adalah jurnalis asal Saudi yang kerap kali melontarkan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Kerajaan. Terutama soal penangkapan para aktivis Saudi, kebebasan berpendapat, dan kebijakan Saudi terhadap Perang Yaman. (Red: Muchlishon)