Internasional

Lagi, Bukti Kekerasan Tentara Myanmar terhadap Rohingya Terungkap

Selasa, 25 September 2018 | 06:30 WIB

Lagi, Bukti Kekerasan Tentara Myanmar terhadap Rohingya Terungkap

Ilustrasi (AP)

Washington, NU Online
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (Kemlu AS) menyatakan telah menemukan bukti-bukti kekerasan sistematis dan terkoordinasi baik yang dilakukan tentara Myanmar terhadap Muslim Rohingya. 

Laporan Kemlu AS tersebut didasarkan pada hasil wawancara terhadap 1.024 orang Muslim Rohingya yang tinggal di kamp-kamp di Bangladesh pada April lalu. Data dan keterangan yang diperoleh Kemlu AS selaras dengan hasil penyelidikan yang dilakukan PBB sebelumnya. 

Namun demikian, tidak ada istilah genosida atau pembersihan etnis untuk menggambarkan pembunuhan massal terhadap Muslim Rohingya dalam laporan Kemlu AS tersebut. Sedangkan, sebelumnya PBB menegaskan bahwa apa yang dilakukan Myanmar sudah termasuk aksi genosida.

“Survei ini mengungkapkan bahwa kekerasan baru-baru ini di Negara Bagian Rakhine utara adalah ekstrem, berskala besar, meluas dan tampaknya diarahkan untuk meneror penduduk dan mengusir penduduk Rohingya," demikian bunyi laporan 20 halaman Biro Intelijen dan Riset Kemlu AS seperti dilansir Reuters, Selasa (25/9). 

"“Ruang lingkup dan skala operasi militer menunjukkan bahwa mereka terencana dan terkoordinasi dengan baik.”

Laporan Kemlu AS juga mengungkap, di beberapa daerah tentara Myanmar menggunakan cara-cara yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban massal dalam aksinya. Seperti memasukkan dan mengunci Muslim Rohingya di dalam rumahnya sebelum akhirnya membakarnya hidup-hidup, memagari perbatasan desa-desa sebelum menembaki Muslim Rohingya, dan menenggelamkan perahu yang ditumpangi saat mereka hendak melarikan diri ke Bangladesh.

Dalam laporan, Muslim Rohingya selamat yang diwawancarai menggambarkan, mereka menyaksikan langsung kekerasan yang terima saudara-saudaranya. Termasuk bagaimana bayi dan anak kecil dibunuh, orang yang tidak bersenjata ditembak dan dikubur hidup-hidup, dan perempuan-perempuannya Rohingya diperkosa.

Seorang saksi menggambarkan empat gadis Rohingya yang diculik, diikat dengan tali, dan diperkosa selama tiga hari. Kemudian, mereka ditinggalkan dalam keadaan ‘setengah mati.’ 

Pada 25 Agustus 2017, tentara Myanmar menggelar operasi militer di sejumlah desa yang banyak ditinggali Muslim Rohingya. Peristiwa itu menyebabkan sedikitnya 700 ribu Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh. Ribuan lainnya dilaporkan meninggal dalam operasi itu. 

Pihak Myanmar membantah tuduhan yang menyebut operasi itu sebagai upaya pembersihan etnis. Mereka berdalih, operasi itu dilakukan untuk memberantas kelompok separatis Muslim Rohingya yang ada di negara bagian Rakhine. (Red: Muchlishon)


Terkait