20 Ribu Lebih Halaman Naskah Kuno di Sumatera Barat Berhasil Didigitalisasi
Ahad, 21 April 2019 | 07:30 WIB
Jakarta, NU Online
Sejumlah 20.868 halaman dari 88 naskah kuno di Surau Simaung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat berhasil didigitalisasi oleh tim Digital Repository of Endanger and Affected Manuscript in Southeast Asia (DREAMSEA).
Digitalisasi dan deskripsi naskah itu dilakukan selama hampir sebulan, sejak 22 Maret 2019 hingga 19 April 2019, oleh enam filolog yang berasal dari tiga perguruan tinggi di Sumatera Barat yang terdiri dari Pramono, M. Yusuf, dan Yerri Satria Putra (Universitas Andalas), Ahmad Taufik Hidayat dan Chairullah (UIN Imam Bonjol), dan Yusri Akhimuddin (IAIN Batusangkar).
Mereka dibantu dua orang dokumenter, yakni Surya Selfika dan Harry Sofyan. Kedelapan orang ini juga tergabung dalam organisasi profesi Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) cabang Sumatera Barat.
Foto: Proses Digitalisasi
M. Nida Fadlan, Data Manager DREAMSEA, mengungkapkan bahwa kegiatan di Surau Simaung merupakan misi ke-12 dari misi-misi sebelumnya di berbagai tempat di Asia Tenggara sejak diluncurkan pada 24 Januari 2018 lalu.
"Program ini bertujuan untuk melestarikan naskah Asia Tenggara yang berada dalam kondisi terancam rusak karena alasan apapun (endangered) sekaligus memiliki nilai penting (affected) dalam konteks masyarakat Nusantara Asia Tenggara," katanya kepada NU Online, Ahad (20/4).
Surau Simaung, terangnya, memiliki koleksi 88 naskah (20.868 halaman naskah) dengan lebih dari 200 teks (kandungan isi naskah) di dalamnya. Sayangnya, kata Nida, sebagian besar naskah yang tersimpan di surau yang terletak di Jorong Tapian Diaro Nagari Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat tersebut sudah rusak dan mendekati kerusakan.
Oleh karena itu, tidak hanya penyelamatan teks dengan melakukan pelestarian melalui alih media digital, DREAMSEA juga, jelas Nida, memberikan pendampingan kepada pemilik naskah mengenai tata cara perawatan fisiknya.
Foto: Proses Digitalisasi
Lebih lanjut, peneliti di Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga menjelaskan bahwa naskah-naskah yang sudah didigitalkan akan diolah dan diunggah dalam sebuah perpustakaan digital (repository) yang dapat diakses lebih luas untuk kepentingan umum termasuk kepentingan akademik.
"Melalui langkah tersebut, DREAMSEA membuka peluang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mengeksplorasi kekayaan khazanah masyarakat Asia Tenggara di masa lampau tanpa menghilangkan jejak kepemilikannya. Adapun fisik naskah tetap disimpan oleh pemiliknya masing-masing," terang alumnus Pondok Buntet Pesantren Cirebon, Jawa Barat itu.
Program yang dilaksanakan oleh PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Centre for the Study of Manuscript Cultures (CSMC), University of Hamburg, Jerman ini diharapkan dapat menyelamatkan naskah, baik kandungan isi maupun fisik naskahnya.
Program ini didukung oleh Arcadia Fund, lembaga filantropi asal London, Inggris, yang mendukung pelestarian warisan budaya, lingkungan, dan peradaban dunia. (Syakir NF/Muhammad Faizin)