Nasional

94% Jemaah Puas Terhadap Layanan Haji 1439 H

Sabtu, 29 September 2018 | 05:00 WIB

94% Jemaah Puas Terhadap Layanan Haji 1439 H

Rapat evaluasi pelayanan haji tahun 2018

Yogyakarta, NU Online
Sebanyak 94% jemaah merasa puas terhadap layanan haji 1439 H/2018 M. Simpulan ini merupakan hasil survei tim Inspektorat Jenderal Kementerian Agama.

Survei dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada 720 responden di Madinah; 700 responden di Makkah, dan 700 responden saat fase Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina).

Temuan ini disampaikan Sekretaris Itjen Muhammad Tambrin saat Evaluasi Pelayanan Akomodasi, Konsumsi dan Transportasi Darat Jemaah Haji di Arab Saudi 1439 H/2018 M, Jumat (28/09) malam di Grand Aston Hotel Yogyakarta.

Kegiatan yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) ini akan berlangsung hingga Ahad (30/09). Diikuti 86 orang, terdiri dari Kepala Bidang PHU se-Indonesia, pejabat dan staf Ditjen PHU dan mantan Kasektor Makkah-Madinah.  

Dikutip dari kemenag.go.id Tambrin mengatakan, penelitian tingkat kepuasan jemaah atas layanan haji yang dilakukan pihaknya menggunakan tabulasi Model Isaaq dan Michael. 

“Tingkat margin error-nya hanya satu persen. Jadi hasil tersebut menunjukkan signifikansi peningkatan pelayanan yang luar biasa,” tandasnya yang disambut tepuk tangan hadirin.

Menurutnya, dalam segi layanan akomodasi di Makkah, 97 persen jemaah menyatakan puas. “Sementara di Madinah 75 persen jemaah merasa puas, 22 persen menyatakan tidak puas dan 3 persen menjawab tidak tahu,” ungkapnya.

Hasil sangat positif diraih layanan katering. “Baik di Makkah maupun Madinah sebanyak 98 persen jemaah menyatakan puas,” ungkap Tambrin.

Sementara yang perlu digenjot menurutnya adalah layanan bus salat lima waktu (salawat). “Tingkat kepuasan jemaah 70 persen dan 25 persen menyatakan tidak puas serta 5 persen menjawab tidak tahu,” jelas Tambrin.

Menurutnya, perlu perbaikan layanan bus salawat. “Seperti persoalan AC, ketepatan waktu ataupun dugaan sopir mangkir terutama saat shift malam,” terang Tambrin.

Selain itu, pihaknya juga menyoroti dominasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). 

“Dominasi KBIH tidak boleh terjadi agar jemaah lainnya tidak merasa termarginalkan,” sambung Tambrin. 

Ia juga mengingatkan manasik di KUA agar jangan hanya seremonial saja. Buktikan hasil manasik dengan ibadah khusyuk, terutama saat di Arafah, jemaah harus lebih menjaga kekhidmatan ibadah.

Sementara Kakanwil Kemenag DIY Muhammad Lutfi Hamid yang turut hadir menjadi narasumber bercerita bahwa tidak sedikit jemaah yang terharu menangis bahagia karena pelayanan haji menurut mereka sangat baik sekali. 

“Tolong sampaikan salam kami kepada Bapak Menag dan Bapak Dirjen serta seluruh jajarannya, terima kasih atas pelayanan yang diberikan. Kami merasa layanan yang ada sangat-sangat baik sekali,” ungkap Kakanwil menirukan sejumlah jemaah yang ditemuinya saat fase kepulangan kemarin.

Namun Lutfi memberikan catatan perihal keterlambatan pemberian buku manasik haji bagi jemaah. “Buku Manasik Haji belum bisa diberikan saat pelunasan, bahkan baru diberikan ketika jemaah tiba di embarkasi,” kata Lutfi.

Keterlambatan seperti ini tentu membuat tidak nyaman. “Kami berharap ke depan keterlambatan semacam ini tidak terjadi lagi,” pungkas Kakanwil yang sempat diganjar penghargaan sebagai Kanwil Paling Inovatif saat Rapat Kerja Nasional Kemenag awal tahun ini. (Red: Muiz)


Terkait