Nasional

Anak Muda Harus Sikapi Perbedaan secara Kreatif

Jumat, 4 November 2016 | 02:00 WIB

Anak Muda Harus Sikapi Perbedaan secara Kreatif

Sekjen FKMTHI Enok Ghosiyah.

Yogyakarta, NU Online
Demontrasi, dalam iklim demokrasi merupakan satu keabsahan sebagai sarana menyampaikan aspirasi. Namun, keabsahan itu hanya akan maklum sepanjang tidak dilakukan dengan kekerasan atau melanggar hukum dan hak-hak asasi pihak lain.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis se-Indonesia (FKMTHI) Enok Ghosiyah saat dihubungi melalui surel, menyoroti unjuk rasa 4 november mendatang.

"Kita sebagai kader muda bangsa Indonesia, jangan sampai terprovokasi atas isu yang kini berkembang liar. Sebagai akademisi yang concern pada wacana keIslaman, seyogyanya kita meneladani para ulama dan intelektual muslim masa lalu, yang mengedepankan kedewasaan berpikir dalam menyelesaikan persoalan dengan kepala dingin," kata Enok.

Menurutnya, perdebatan soal keyakinan bukanlah hal baru. Hal ini pernah, misalnya, pada masa Dinasti Abbasiyah yang menyediakan semacam, "majlis" khusus bagi perdebatan teologis, terutama antara intelektual Muslim dan pemikir Kristen.

"Namun, yang menarik adalah dalam forum itu, mereka tidak hanya rileks dalam bertukar pikiran, bahkan memprakarsai forum untuk beradu argumen secara sehat dan bersahabat. Hal ini dapat terwujud, sebab yang dikedepankan adalah kedewasaan berpikir dalam menyikapi perbedaan secara konstruktif dan kreatif," tegas perempuan asal Banten ini.

Terakhir, Sekjen FKMTHI menghimbau kepada para kader muda Tafsir Hadis Indonesia, untuk tetap tenang, serta tidak mudah termakan isu atau terprovokasi. Sebab, turun ke jalan bukanlah penyelesaian. Karena yang musti senantiasa dikedepankan oleh generasi muda adalah menjaga keutuhan bangsa dengan menyikapi keragaman secara kreatif dan sehat. (Anwar Kurniawan/Fathoni)


Terkait