Sumenep, NU Online
Musibah gempa bumi yang menimpa warga Pulau Sapudi Sumenep, Jawa Timur menelan tiga korban meninggal. Ada puluhan penduduk setempat yang luka berat dan ringan. Belum lagi kerusakan rumah, tempat ibadah hingga sekolah. Banser hadir membantu para koprban.
“Hingga kini, setidaknya ada 463 rumah yang rusak, 3 korban meninggal dan 30 lebih luka-luka,” kata Misyanto, Jumat (12/10).
Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Gayam ini mengemukakan usai gempa, Banser Pulau Sapudi memberikan bantuan kemanusiaan. “Yakni dengan membantu proses penyaluran bantuan dari berbagai pihak, hingga mobilisasi para korban untuk mendapatkan penanganan medis,” ungkapnya.
Misyanto mengemukakan bahwa Ansor di setiap desa di Kecamatan Gayam dan Nonggunong turun tangan. “Yakni mulai dari evakuasi korban dari reruntuhan hingga membersihkan rumah warga,” ungkapnya.
Apa yang dilakukan Ansor sebagai bentuk kepedulian terhadap para korban dan keluarganya. ”Ini wujud rasa kemanusiaan Ansor karena sebagai pemuda harus berada di garda terdepan untuk setiap persoalan yang melibatkan kemaslahatan umat,” tuturnya.
Selain itu, Misyanto juga menambahkan bahwa pihaknya telah mendirikan posko gempa. “Dengan demikian akan terus melakukan pemantauan dan memberikan pendampingan terhadap korban gempa,” tandasnya.
Korban paling banyak mengalami patah kaki karena tertimpa material rumah, pasca-gempa magnitudo 6,4 yang berpusat di timur laut Situbondo pada Kamis (11/10) pukul 01.44 WIB.
Akibat gempa, warga Sapudi memerlukan tenaga medis, terutama ahli ortopedi dan bedah. Hal itu tersebut sebagaimana disampaikan Soekarwo di Kantor Gubernur Jawa Timur, Jalan Pahlawan Surabaya, Kamis (11/10), usai meninjau korban gempa di Pulau Sapudi.
"Kesehatan yang mendesak, semua yang sakit gak mau dibawa ke Sumenep, makanya nanti disiapkan rumah sakit sementara di Sapudi," ujar Soekarwo, seperti dikutip dari Surya.co.id.
"Saya lihat di sana banyak yang menderita patah kaki atau tangan, jadi membutuhkan pelayanan ortopedi," ungkapnya.
Soekarwo mengungkapkan ada dua kecamatan di Pulau Sapudi yang mengalami kerusakan rumah akibat gempa. Dari dua kecamatan itu, di satu kecamatan terdapat 210 rumah rusak. Kecamatan Gayam mengalami kerusakan terberat. Tercatat ada 30 rumah rusak berat, 80 rumah rusak sedang, dan 100 rumah rusak ringan.
Selain itu, di Kecamatan Nunggunung terdapat 36 rumah rusak berat. "Ada kakek dan cucunya yang meninggal akibat tembok roboh," ujar Pakde Karwo. (Ibnu Nawawi)