Guna mengangkat martabat kaum santri, Rabithah Ma'hid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) mengajak pondok pesantren menjalin kebersamaan. Pesantren harus menyatu, saling menopang antarsesama dalam menghadapi tantangan dunia global.
Demikian disampaikan Sekretaris Pengurus Pusat RMI NU KH Miftah Faqih saat membuka puncak peringatan Satu Abad Qudsiyyah di Lapangan Qudsiyyah Jalan KHR Asnawi Kudus, Senin (1/8).
Menurutnya, kebersamaan merupakan salah satu alat meningkatkan martabat pesantren. Untuk menuju ke arah itu, pesantren harus bisa menanggalkan ego sektoralnya. Sebab, manusia yang ego pikirannya stagnan atau mati.
"Pesantren harus bersama-sama menggerakkan kekuatan dan potensi dengan saling mempromosikan. Bukan malah saling memotong,” kata Kiai Miftah.
Imbauan ini didorong oleh banyaknya tantangan yang belakangan ini dihadapi pesantren. Kondisi semacam ini sangat membutuhkan ketajaman membaca realitas masa kini. Kaum pesantren jangan hanya terpaku pada masa lalu, tetapi bisa fokus pada masa sekarang.
"Sebuah bait arab menyebutkan bahwa ketika mata kita fokus tertuju masa lalu, maka harus direkonstruksi. Kemudian dihimpun atau dikembangkan pada saat ini yang ada manfaatnya. Terkadang, kita lebih banyak bangga sebagai penikmat sejarah masa lalu, tetapi lupa tidak membuat sejarah masa kini," ujar Miftah.
Kepada insan-insan pesantren, Kiai Miftah mengajak supaya tidak berkecil hati. Sebab, pesantren Indonesia sangat menghargai kutubus salaf dan lainnya. Pesantren juga selalu ramah keberagaman dan menghargai tradisi lokal yang berkembang di masyarakat.
"Pesantren akan luwes karena sudah dicetak sedemikian rupa melalui pengajaran kitab-kitab salaf maupun kitab kuning yang penuh makna," tegasnya.
Di akhir sambutannya, Kiai Miftah mengharapkan santri tidak hanya menjadi penonton. Santri harus bisa menjadi saksi yang terlibat dalam masyarakat.
Acara puncak bertemakan Membumikan Gusjigang untuk Kemandirian Bangsa ini berlangsung mulai 1-7 Agustus di lapangan Qudsiyah Jalan KHR Asnawi Kudus. Pada hari pertama usai pembukaan, kegiatannya adalah halaqah santri mandiri dan pementasan seni budaya.
Kegiatan juga disemarakkan pameran kaligrafi dan beberapa kitab turats serta stan ekspo UMKM. (Qomarul Adib/Alhafiz K)