Bogor, NU Online
Menpora Imam Nahrawi bersama Staf Khusus Bidang Kepemudaan Anggia Ermarini hari Jumat (28/9) sore kemarin membuka acara Pekan Olahraga Perempuan (POP) Fatayat NU 2018 untuk Zona DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat di Padepokan Voli, Sentul, Jawa Barat.
Pada acara pembukaan tersebut Menpora menyampaikan bahwa POP telah dilaksanakan dengan baik, dan sekarang udah masuk di zona DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
"Semoga dengan acara ini membangkitkan semangat kita untuk rajin berolahraga. Jika ibu-ibu semua rajin berolahraga, Insyallah akan diikuti oleh anak-anaknya," kata Menpora.
Acara pembukaan yang ditandai dengam service bola voli kepada peserta semakin menarik ketika Menpora ikut bermain voli bersama ibu-ibu Fatayat NU dan jadi wasit pertandingan.
Dikutip dari kemenpora.go.id, Menpora menyatakan apresiasinya atas kerja keras Fatayat NU dalam menggelorakan semangat olahraga. "Saya senang Fatayat NU bisa menggerakkan masyarakat untuk olahraga. Pemerintah akan terus mendorong semuanya agar olahraga menjadi spirit untuk membentuk karakter anak bangsa yang sehat," ujarnya.
Dikatakan, sebentar lagi Indonesia juga akan menggelar Asian Para Games 2018 yang dimulai pada tanggal 6 Oktober nanti. Ayo semua masyarakat untuk hadir menyaksikan dan mendukung perjuangan atlet disabilitas kita.
POP kali ini diikuti oleh 16 kontingen, delegasi dari organisasi perempuan di area DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Ada tiga cabang olahraga yang dipertandingkan, yaitu bulu tangkis, bola voli, dan gobak sodor.
Ketua Umum PP Fatayat NU Angga Ermarini mengatakan, Pekan Olahraga Perempuan (POP) adalah ide dari Fatayat yang selama ini mengamati peran perempuan di bidang olahraga terbilang minim.
"Maka, kami mencoba mengajak perempuan Indonesia untuk lebih familiar dengan dunia olahraga. Kalau selama ini olahraga identik dengan lelaki, menurut saya itu wajar karena perempuan tidak banyak terlibat di sana," kata Anggia.
Semua pesertanya adalah pengurus aktif dari organisasi perempuan. "Tujuan kami adalah membudayakan olahraga, menjadikan olahraga sebagai life style, jadi bukan untuk mencetak atlet profesional," tambahnya. (Red: Muis)