Nasional

Ingin Raih Predikat Umat Terbaik? Jadilah Da'i

Ahad, 26 Mei 2019 | 07:30 WIB

Ingin Raih Predikat Umat Terbaik? Jadilah Da'i

KH Zuhri Yakub, Ketua DKM Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari

Jakarta, NU Online
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari di Daan Mogot Kalideres, Jakarta Barat KH Zuhri Yakub mengemukakan dihadapan calon da’iyah-da’iyah bahwa umat terbaik sepanjang sejarah kehidupan manusia adalah orang yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran. Hal itu didasarkan pada Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 110.

.…كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ 

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah….”

“Jadi kalau kita pengen mendapat predikat khaira ummah, kita harus menjadi da'i,” kata Kiai Zuhri saat memberikan materi di acara Da’iyah Fun Camp di Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari, Sabtu (25/5).

Namun demikian, katanya mengingatkan, aktivitas dakwah bukan hanya ceramah seperti yang biasa dilakukan mubaligh, melainkan juga seluruh aktivitas yang mengajak manusia ke jalan Allah.

Ia mencontohkan bagaimana seseorang bisa berdakwah di pasar dengan cara berjualan yang jujur dan aktif berpolitik dengan tujuan mensejahterakan masyarakat atau menegakkan hukum.

“Jadi (berdakwah itu) di semua medan: di pasar ada dakwah, di kantor ada dakwah. Di mana-mana harus ada dakwah,” ucapnya.

Bahkan dalam Al-Qur’an Surat Fussilat ayat 33, sambungnya, Allah menyatakan bahwa pembicaraan yang paling bernilai di sisi-Nya ialah pembicaraan yang berisi seruan manusia ke jalan-Nya.

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ 

Artinya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"

“Mu’adzin itu ngajak orang untuk shalat. Itu masuk kategori dakwah,” ucapnya.

Selanjutnya, seseorang dalam berdakwah, katanya, tidak boleh mengaku diri paling pintar. Dalam ceramah contohnya, penyampaian da'i bisa jadi mendapatkan tepuk tangan dari jama'ah, tapi belum tentu berdampak pada sanubari mereka. Oleh karena itu, ia menekankan agar pendakwah menata niatnya dalam berdakwah.

“Berjalan (dakwah) di jalan Allah ya lillahi ta’ala, bukan popularitas, bukan penghargaan diri,” ucapnya. (Husni Sahal/Muhammad Faizin)


Terkait