Nasional

Ini Harapan Nyai Sinta terhadap Abdurrahman Wahid Centre UI

Kamis, 24 Januari 2019 | 16:45 WIB

Jakarta, NU Online
Universitas Indonesia (UI) bersama keluarga Gus Dur melakukan penandatanganan nota kesepahaman pendirian Abdurrahman Wahid Center for Peace and Humanities (AWCPH) sebagai Unit Kerja Khusus di bawah UI. Penandatangan dilakukan di kediaman Gus Dur di Jalan Al-Munawaroh, Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Kamis (24/1)
 
Nyai Sinta Nuriyah, istri Gus Dur, mengaku senang dengan kehadiran AWCPH di universitas tempat ia pernah menimba ilmu itu. Tentu, ia berharap melalui lembaga tersebut, semakin banyak orang yang membaca pemikiran Gus Dur.
 
"Saya sangat senang sekali dan berharap banyak dari situ karena bagaimanapun pemikiran Gus Dur masih banyak dibutuhkan oleh masyarakat pada zaman itu maupun zaman sekarang masih tetap up to date," kata Nyai Sinta.
 
Di samping itu, dengan membaca pemikiran Gus Dur, Nyai Sinta juga berharap dapat membuka pikiran mereka. Tidak berhenti di situ, tetapi keterbukaan pemikiran itu juga diaktualisasikan dalam tindakan dalam memperjuangkan demokrasi, toleransi, kesetaraan, kerukunan, kemanusiaan, dan sebagainya.
 
"Saya berharap dengan banyaknya orang yang membaca pemikiran Gus Dur itu akan membuat mereka terbuka untuk melakukan sesuatu tindakan yang misalnya demokrasi, tentang toleransi, kerukunan dan sebagainya," kata Nyai Sinta, "dan lebih khusus lagi tentang kemanusiaan," imbuhnya.
 
Ketua AWCPH UI Ahmad Syafiq mengungkapkan lembaga tersebut berawal dari Abdurrahman Wahid Corner di Perpustakaan UI, kemudian berkembang menjadi Abdurrahman Wahid Centre for Interfaith Dialogue and Peace (AWC -UI) dan sekarang menjadi Abdurrahman Wahid Centre for Peace and Humanities (AWCPH-UI).
 
Lembaga ini, jelasnya, bertujuan meneliti dan mengembangkan pemikiran Gus Dur sebagai seorang tokoh besar dunia dalam berbagai disiplin ilmu dan level sebagai sumber inspirasi dan moral di lingkungan akademik dan masyarakat luas, khususnya generasi muda.
 
"AWCPH-UI didirikan untuk meneliti dan mengembangkan pemikiran Gus Dur sebagai seorang tokoh intelektual akademik, budayawan besar di Indonesia dan dunia supaya nilai-nilai ini menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya, khususnya dalam wilayah koridor sains dan tradisi akademik," kata akademisi yang banyak riset mengenai kesehatan dan sumberdaya manusia ini.
 
Ke depan, lanjut Syafiq, AWCPH-UI akan menggelar diskusi ilmiah, seminar, penulisan buku dan jurnal, penelitian, serta kegiatan lain terkait pengabdian masyarakat mengingat keberadaannya di dalam kampus dalam menjunjung tridarma perguruan tinggi.
 
Tak ketinggalan, akademisi asal Pondok Buntet Pesantren ini juga menjelaskan bahwa AWCPH-UI akan didesain sesuai model kelembagaan yang mengakomodasi ide-ide dan kegiatan-kegiatan kreatif sesuai ketertarikan Gus Dur dalam bidang seni, budaya dan spiritualitas. Tentu, semua hal itu dalam bingkai semangat perdamaian dan kemanusiaan.
 
"Hingga nanti pada saatnya lembaga ini bisa memberikan kontribusi bagi penyusunan kebijakan, penyusunan perencanaan pembangunan, terutama dalam kaitannya dengan perdamaian dan kemanusiaan dalam arti yang luas," harap pengajar UI ini.
 
Nota kesepakatan itu ditandatangani langsung oleh Rektor UI Prof Muhammad Anis dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Bani Abdurrahman Wahid Nyai Sinta Nuriyah. Penandatanganan itu disaksikan oleh putri ketiga Gus Dur Anita Wahid yang juga alumni UI dan Ketua AWCPH-UI Ahmad Syafiq. (Syakir NF/Abdullah Alawi)


Terkait