Nasional

Kang Said: Bela Ulama dan Tanah Air = Bela Agama

Senin, 22 Oktober 2012 | 00:53 WIB

Jakarta NU Online
Tujuan didirikan Ikatan Pencak Selat Nahdlatul Ulama atau Pagar Nusa adalah mengawal dan memagari NU dan bangsa Indonesia.
<> 
Menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, tujuan organisasi yang didirikan 3 Januari 1986 tersebut, sudah benar, karena mengawal ulama dan membela tanah air sama dengan membela agama.
 
“Mengawal NU sebagai semangat agama, sebagai semangat keberagamaan kita, dan mengawal NKRI sebagai semangat keragaman kita. Itulah Pagar Nusa,” terangnya pada pidato pelantikan dan pengukuhan Pimpinan Pusat Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa masa khidmah 2012-2017 di pondok pesantren Al-Hamid, Cilangkap, Jakarta Timur, Ahad (21/10).
 
Kemudian kiai kelahiran 1953 ini, menukil sebuah hadis yang artinya, Barangsiapa tidak punya tanah, tidak punya tanah air, tidak akan punya sejarah. Dan jika tak punya sejarah, maka tak punya karakter.
 
“Sejarah itu dibangun di atas tanah. Kalau kita ingin mengukir sejarah Islam, maka kita harus mencintai tanah air Indonesia terlebih dahulu.”
 
Oleh karena itu, sambung doktor Umul Qurro Madinah ini, membela tanah air berarti membela agama.
 
“Makanya tidak heran jika KH Hasyim Asy’ari tanggal 22 Oktober di Tebuireng, mengeluarkan Resolusi Jihad untuk melawan Sekutu yang masuk Surabaya. Membela tanah air hukumnya sama dengan fardhu ‘ain. Sama dengan shalat, zakat, puasa dan haji,” tambahnya.    
 
Kang Said juga mengucapkan selamat kepada Aizzudddin Abdurrahman, Ketua Pagar Nusa 2012-2017. “Semoga Pagar Nusa semakin maju. Kekurangan-kekurangan di masa lalu bisa menjadi pelajaran untuk kepengurusan sekarana.”
 
Selain itu, kiai kelahiran Cirebon ini menyatakan, selama kepengurusan akan menargetkan berdirinya 10 perguruan tinggi NU. “Baru berdiri tiga, Universitas Nahdlatul Ulama di Cirebon, Jawa Barat, di Lampung, dan Halmahera, Maluku,” pungkasnya.


Redaktur: Mukafi Niam
Penulis   : Abdullah Alawi


Terkait