Nasional

Ketua PCNU Puji Militansi LAZISNU Pringsewu

Sabtu, 6 April 2019 | 23:15 WIB

Pringsewu, NU Online

Ketua PCNU Pringsewu, Lampung, H Taufiq Qurrahim memuji kiprah NU Care-LAZISNU Pringsewu dalam satu tahun terakhir ini. Menurutnya NU Care-LAZISNU Pringsewu memiliki militansi yang tak bisa dipandang remeh.

"LAZINU Pringsewu melaporkan secara rutin dalam lailatul ijtima, melalui Kotak Pondasi Akhirat mencapai 800 juta rupiah dalam satu tahun," kata Taufiq dalam saat membuka Madrasah Amil LAZISNU Pringsewu, di Gedung PCNU Pringsewu, Sabtu (6/4).

Ia juga menilai selama ini program-program NU Care-LAZISNU Pringsewu sangat nyata terlihat. Program-program tersebut selain memperkuat jalannya roda organisasi, juga dalam membantu penanganan bencana.

"Bantuan selama ini tidak hanya di Pringsewu, tapi gempa Lombok, Palu, bencana di Lampung Selatan, Gading Rejo, Punggung, Tanggamus. Artinya setiap ada kejadian alam  yang membutuhkan bantuan, LAZISNU Pringsewu tidak tinggal diam, selalu aktif di penanganan bencana alam," papar Taufiq. 

Menurut Taufiq, kiprah NU Care-LAZISNU Pringsewu yang sudah dapat dirasakan selama ini, dalam situasi di mana para penggeraknya belum mengikuti Madrasah Amil LAZISNU. Setelah mengikuti Madrasah Amil, kata dia, tentu NU Care-LAZISNU Pringsewu semakin baik.

Selain itu juga belum banyak melibatkan lembaga serta Banom NU lainnya di PCNU Pringsewu seperti Muslimat dan Fatayat NU dengan UPZISNU-nya. Ia mengatakan dalam pertemuan beberapa waktu lalu, Muslimat NU dan Fatayat NU siap membantu LAZISNU Pringsewu melalui Kotak Pondasi Akhirat.

Sinergitas semua Banom dan lembaga NU juga disampaikan Manajer Administrasi NU Care-LAZISNU, Nur Hasan. Hasan menyebutkan NU saat ini semakin dikenal, misalnya dalam penanganan kebencanaan semuanya bersatu di bawah NU Peduli.

"Kita yang awalnya menginisiasi bantuan karena belum bersatu hanya mencapai satu miliar, dengan bersatu semua lembaga dan banom, bisa mencapai 15 miliar. Itulah pentingnya, sinergitas antarlembaga," kata Nur Hasan.

Ia mengkilasbalik peran lembaga NU saat bencana letusan Gunung Merapi beberapa tahun lalu di mana lembaga dan banom NU turun sendiri-sendiri, tidak ada tindak lanjut, tidak diberitakan media, akhirnya tidak dikenal.

Penanganan usai bencana oleh NU Peduli di NTB dan Palu bukan hanya di hari-hari awal usai kejadian bencana. Hingga saat ini berbagai pelatihan ekonomi dilakukan di NTB agar masyarakat terdampak bencana tumbuh kembali. Di situ semua lembaga bersatu. Demikian juga dengan di Palu.

"Tidak hanya satu lembaga tapi mengedepankan NU. Jadi NU-nya akan terlihat," ulang Hasan.

Kebersatuan semua lembaga dan banom NU harus digalang secara profesional untuk menciptakan SDM yang unggul, salah satunya melalui Madrasah Amil. "Kalau tidak secara profesional dengan SDM yang tidak akan berhasil," tegasnya. (Kendi Setiawan)


Terkait