Nasional

KH Sya’roni Ahmadi: Ilmu Pengetahuan dan Akhlak Modal Orang Jadi Terhormat

Senin, 6 April 2015 | 08:01 WIB

Jepara, NU Online
Nabi membawa akhlak dan perintah menuntut ilmu juga sudah termaktub di dalam al-Qur’an Surat at-Taubah ayat 122. Karena itu, dengan ilmu pengetahuan dan akhlak merupakan modal orang menjadi terhormat.<> 

Demikian mauidhoh hasanah yang disampaikan Mustasyar PBNU, KH M Sya’roni Ahmadi dalam peresmian MTs Al-Mustaqim Desa Bugel Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara di halaman Pesantren Al-Mustaqim, Ahad (5/4).

Menurutnya, tidak seyogyanya umat Islam berperang semua. Apalagi berperang mengatasnamakan agama tetapi membunuh sesama muslim. Namun harus ada yang menuntut ilmu. 

Kiai kharismatik tersebut menjelaskan, orang yang mati berperang dan menuntut ilmu hanya beda tipis. Mati berperang syahid dunia akhirat sedangkan wafat dalam menuntut ilmu hanya syahid akhirat. 

“Jika sudah berilmu, agar ditular-tularkan kepada teman-temannya sehingga ilmu bermanfaat dunia dan akhirat,” jelas kiai sepuh asal Kudus ini. 

Dalam peresmian madrasah yang bernaung di bawah Yayasan Muhsin Ali ini, hadir juga KH Makmun Abdullah Hadziq Mustasyar PCNU Jepara, KH Asyhari Syamsuri Ketua PCNU Jepara, H Muhdi Kepala Kemenag Jepara serta ratusan hadirin. 

Sementara itu, KH Makmun Abdullah Hadziq berpesan, dalam mengelola pendidikan harus dengan kekompakan. Pengasuh pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara itu mengibaratkannya seperti sapu lidi. Sapu lidi yang disatukan akan menjadi kuat karena kekompakan.   

“Agar madrasah ngremboko, semakin berkembang dibutuhkan kefiguran seorang kiai dan kepemimpinan yang baik, serta mendapat dukungan dari stake holder (pemerintah) serta masyarakat. 
Ketua panitia, Sholahuddin mengatakan, cita-cita untuk mendirikan madrasah sudah lama. Namun baru bisa direalisasikan dan diresmikan tahun ini. 

Menurutnya, MTs yang bervisi akhlak dan terdepan dalam prestasi ini akan berbeda dengan madrasah lain. “Santri yang diterima di MTs langsung bisa memilih jurusan tahfidz dan kitab salaf,” terangnya. 

Dia menjelaskan, dengan model pendidikan yang mewajibkan semua peserta didik harus mondok, harapannya tercapai aspek kognitif, psikomotorik dan afektif (akhlak). (Syaiful Mustaqim/Fathoni)

  


Terkait